Akibat Inflasi DKP Maluku Bantu Nelayan Lewat BBM Gratis

Before content

Ambontoday.com, Ambon.- Inflasi yang terjadi di Maluku beberapa waktu belakangan ini tentu dipengaruhi dan berpengaruh bagi masyarakat maupun para pelaku usaha baik makro maupun mikro yang berakibat menurunnya produksi termasuk di dalamnya komoditi Perikanan.
Tak heran jika situasi ini turut memberikan dampak melonjaknya harga beberapa komoditas Ikan seperti Ikan Cakalang/Tongkol, Ikan Layang, dan Ikan Selar di Provinsi Maluku.
Kondisi ini menjadi permasalahan serius yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah, salah satunya adalah kesulitan nelayan dalam memperoleh bahan bakar minyak untuk operasi penangkapan ikan.
Oleh karena itu, dalam rangka mengatasi inflasi daerah akibat lonjakan harga ikan tersebut, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku memfasilitasi pemberian Bahan Bakar Minyak secara Cuma-Cuma alias gratis kepada Nelayan yang ada di Pulau Ambon dan Kota Tual dan akan dilakukan sebanyak 5 kali trip operasional penangkapan ikan untuk alat tangkap purse seine dan 2 trip untuk alat tangkap huhate dan longline.
Penyaluran bahan bakar ini dilakukan dalam 2 tahap penyaluran yakni, untuk penyaluran BBM bagi Nelayan terkonsentrasi pada Nelayan Purseseine yang ada di desa Waai, Latuhalat, Seri, Eri, Laha dan Nelayan Huhate yang ada di Pulau Ambon.
Disela-sela pembagian BBM kepada Nelayan di Desa Waai, Kamis 22 Desember 2022, Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, Dr. Ir. Erawan Asikin, M.Si kepada media ini menyampaikan, salah satu terobosan mengatasi lonjakan harga Ikan di Kota Ambon dan Kota Tual perlu dilakukan intervensi Kebutuhan BBM bagi nelayan.
“Tujuan dari pemberian BBM secara gratis kepada nelayan adalah agar hasil tangkapan yang diperoleh oleh setiap nelayan pemilik kapal purse Seine dijual dengan harga normal sehingga output dari kegiatan ini dapat tercapai yaitu, inflasi daerah akibat dari komoditi jenis ikan dapat teratasi.
Proses pembagian BBM gratis ini dibuktikan dengan penandatangan berita acara serah terima (BAST) dan Surat Pernyataan dari Nelayan Penerima Bantuan,” jelas Erawan kepada media ini.
Sementara itu, Kepala Bidang Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, Ali Tualeka pada kesempatan yang sama mengatakan, pemberian/penyaluran Bahan Bakar Minyak tahap 1 dengan sasaran Nelayan di Desa Latuhalat, Seri dan Eri dilakukan pada Rabu 21 Desember 2022 berlokasi di Pelabuhan Perikanan Eri, dengan jumlah Nelayan pemilik Purse Seine sebanyak 29 Kapal dengan BBM jenis Minyak Tanah yang diberikan sebanyak 189 liter per kapal.
“Jadi kemarin hari Rabu kita sudah menyalurkan bantaun BBM kepada Nelayan di Latuhalat, Seri dan Eri. Untuk hari ini sasaran yang kami tuju adalah Nelayan di Desa Waai dan Laha, dimana untuk Desa Waai BBM yang kita salurkan kepada 8 kapal purse Seine dengan jenis BBM Minyak tanah dan 1 kapal dengan bahan bakar pertalite.
Untuk Desa Laha berlokasi pada pesisir pantai Laha Kampung Baru yang diperuntukan untuk 14 kapal purse Seine dengan bahan bakar minyak tanah,” jelas Tualeka.
Dririnya menambahkan, untuk mengatasi inflasi pada komoditas ikan cakalang/tongkol, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku menyalurkan BBM jenis Dexlite tahap 1 kepada kapal dengan alat tangkap Huhate dan longline sebanyak 14 unit kapal dan masing-masing kapal mendapatkan bantuan BBM pada tahap 1 sebanyak 500 liter.
Total bahan bakar minyak yang diberikan pada tahap 1 sebanyak 16.200 liter untuk Minyak tanah, Pertalite 450 liter dan Solar 14.000 liter, kata Tualeka.
Pembagian BBM seccara Cuma-cuma coleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku ini tentu mendapat sambutan hangat dari masyarakat Nelayan.
Johanis Manuputy, salah satu Nelayan di Desa Waai pada kesempatan itu menyampaikan rasa syukur dan terimakasih kepada pemerintah terutama Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku yang sudah boleh memperhatikan para Nelayan ditengah kondisi saat ini.
“Terus terang sebagai nelayan saya merasa terbantu dengan kebijakan dinas perikanan saat ini, sebab sudah hamper satu minggu lebih kita tidak bisa melaut lantaran kekurangan bahan bakar minyak.
Kita sebagai Nelayan penerima bantuan juga harus tahu diri bahwa maksud dan tujuan pemberian bantuan ini adalah agar hasil tangkap nelayan tidak boleh dijual dengan harga yang tinggi, jangan karena mau untung besar lalu hasil tangkapan dijual dengan harga tinggi,” kata Manuputy.
Sama halnya yang dirasakan Yul Matulessy, Ibu rumah tangga yang dipercayakan orang tuanya sebagai penanggungjawab usaha Nelayan tangkap di Desa Waai ini merasa senang dibantu oleh Dinas DKP Maluku.
“Apa yang dilakukan dinas Perikanan saat ini patut kita apresiasi dan terus terang saya senang karena pemerintah masih memperhatikan kondisi para nelayan saat ini.
Saya berharap dengan bantuan ini dapat memotivasi para nelayan untuk meningkatkan produksi tangkap dan dijual dengan harga murah,” ungkap Matulessy.

Baca Juga  Skor Meningkat, Kota Ambon Masuk Zona Kuning