Amazon Tinjau ulang Penyewaan Data Center Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi Global

Spread the love

Ambontoday.com, JAKARTA — Amazon , perusahaan besar di bidang teknologi yang mengkhususkan diri dalam jasa digital, e-commerce Dan dengan adanya perhitungan berbasis cloud, beberapa diskusi tentang sewa pusat data untuk unit bisnisnya tertunda, khususnya di pasaran internasional. Hal ini mencerminkan penurunan sementara pada permintaan penyewaan fasilitas berskala luas.

Analis dari Wells Fargo menyebutkan bahwa keputusan perusahaan cloud terkemuka Amerika Serikat tersebut merupakan indikasi baru tentang peningkatan ketidakstabilan ekonomi, yang membuat perusahaan harus merenung ulang cara mereka menggunakan miliaran dolar yang dialokasikan untuk infrastruktur AI, seperti halnya dengan prosesor Nvidia.

Analis dari Wells Fargo menyebut bahwa ukuran keterlambatan yang dialami Amazon belum pasti, namun kemungkinannya sebanding dengan pengunduran diri Microsoft beberapa waktu lalu.

Sebaliknya dari pembatalan perjanjian yang sudah ditanda-tangani, Amazon “mempertimbangkan ulang perjanjian sewa agresif terbarunya,” menurut pendapat para analis.

“Perusahaan-perusahaan berskala besar tampaknya semakin berhati-hati saat merekrut cluster tenaga listrik skala besar, serta mengurangi durasi periode pra-penyewaan untuk kapasitas yang direncanakan diserahkan sebelum akhir tahun 2026,” demikian tertulis dalam catatan tersebut seperti dilansir Reuters pada hari Selasa (22/4/2025).

Penghentian ini terjadi sementara pesaing-pesaing seperti Meta, perusahaan Google yang berada di bawah induk Alphabet, serta Oracle masih aktif dalam proses perekrutan.

Amazon mengurangi ukuran catatan itu. “Ini merupakan bagian dari manajemen kapasitas biasa, dan belum lama ini kita tidak melakukan modifikasi signifikan terhadap strategi pengembangan kami,” ungkap Kevin Miller, wakil presiden Amazon Web Services Global Data Centers melalui unggahan di LinkedIn.

Walaupun mengalami keterlambatan pada proyek pusat datanya, Amazon terus agresif dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan.

Baru-baru ini, Amazon merilis versi terbarunya dari teknologi AI generatif bernama Nova Sonic. Teknologi ini dikembangkan dengan kemampuan untuk menangani audio secara asli serta menciptakan respons verbal yang sangat natural.

Baca Juga  AI Memang Keren, Tapi Mengonsultasikan dengan Spesialis Tetap Jadi Pilihan Terbaik

Menurut laporan TechCrunch pada hari Rabu, 9 April 2025, Nova Sonic dirancang oleh Amazon sebagai respons mereka terhadap model kecerdasan buatan baru yang diakui memiliki nada bicara lebih natural daripada pendahulunya seperti Amazon Alexa.

Inovasi teknologi ini membuat asisten digital seperti Alexa dan Siri dari Apple kelihatan kurang fleksibel apabila dibandingkan dengan versi yang lebih baru ini.

Suara model Nova Sonic bisa dinikmati lewat Bedrock, yaitu platform developer Amazon buat aplikasi kecerdasan buatan perusahaan, dengan memanfaatkan API dua arah streaming terbaru tersebut.

Pada pernyataan resmi mereka, Amazon menggambarkan Nova Sonic sebagai varian suara AI termurah di pasar, dengan harga kurang lebih 80% lebih terjangkau daripada GPT-4 dari OpenAI.

Rohit Prasad, Senior Vice President dan Head of Science for AGI di Amazon, menyebutkan bahwa elemen Nova Sonic sudah disematkan dalam Alexa+, yaitu varian lebih maju dari asisten suara digital milik Amazon.