Ambon, ambontoday.com – Tergolong Daerah 3T, masyarakat Maluku Tenggara Raya yang berlayar antar pulau menggunakan jasa kapal perintis semakin dimiskinkan dan di buat tertinggal.
Kondisi itu terlihat jelas ketika masyarakat yang ada pada daerah 3T yang ingin mendapatkan tiket kapal harus berdesahkan, bahkan pelayanan Travel yang melayani penjualan tiket sangat tidak profesional dan bobrok.
Pantauan ambontoday.com di lokasi penjualan tiket , management Zanusi Travel sangat tidak baik dan mengecewakan, karena berdesahkan itu sangat mengundang kekacauan.
“Kasihan kita perempuan berdesahkan dengan laki – laki sangat tidak etis, dan yang riskan bisa terjadi kekacauan,” ujar para calon penumpang KM. Frans Kaisiepo dan KM. Inti Mulia.
Pihak Pemerintah Daerah Provinsi Maluku diminta untuk memperhatikan kondisi ini, mengingat masyarakat Maluku secara keseluruhan memilik hak dan kewajiban uang sama, dan mempunyai harga diri yang sama, sehingga Pemda Provinsi Maluku dalam hal ini Dinas Perhubungan untuk melihat perusahaan pelayaran yang memenangkan tender atau dipercayakan mengelola kapal yang melayani masyarakat di jazirah tenggara raya.
“Katong dilihat seperti binatang yang berdesahkan hanya untuk mendapatkan tiket, management boborok ini harus jadi perhatian seluruh Pemda yang ada pada jazirah tenggara yakni, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Barat Daya, dan Kota Tual, mesti lihat masyarakat mereka ini,” ungkap para calon penumpang dari semua kabupaten itu.
Disisi lain, para anggota DPRD asal Maluku Tenggara Raya terlihat tidur dan tak bertaji untuk melihat persoalan seperti ini, masyarakat mengutus untuk melayani mereka dan berjuang untuk kemaslahatan masyarakat, bukan tinggal menderita dan selalu terpuruk.
“Kita punya banyak anggota DPRD di Provinsi Maluku bahkan di semua Kabupaten Kota di Maluku Tenggara Raya, namun masyarakatnya dibuat seperti binatang yang terjepit didalam kandang hanya untuk mendapat tiket untuk berangkat menggunakan jasa perhubungan laut,” kesal mereka.
Masyarakat terlihat saling mendorong hanya untuk mendapatkan tiket, bahkan ada yang mengeluarkan kata makian karena merasa pelayanan sangat mengecewakan dan sangat bobrok, ini jika dibiarkan terus maka masyarakat yang ada pada jazirah tenggara raya akan dikatagorikan seperti binatang.
“Binatang saja dilayani sangat baik oleh tuannya, kok kami manusia dilihat dan dilayani selalu seperti ini, kasihan kaum wanita, apa itu wajar, namun itu fakta,” teriak calon penumpang perempuan yang antri untuk mendapatkan tiket. (AT/tim)