Ambontoday.com, Surabaya. – Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon turut berpartisipasi dalam pameran bergengsi Asian Pacific Aquaculture (APA) 2024 yang diselenggarakan di Grand City Hall Convention, Surabaya, Jawa Timur 2-5 Juli 2024.
Kegiatan ini menjadi ajang penting untuk memperkenalkan inovasi dan teknologi terbaru dalam bidang perikanan budidaya.
Pameran yang digelar selama 4 hari ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Dirjen Perikanan Budidaya TB. Haeru Rahayu, President World Aquaculture Society – Asia Pacific Chapter Khrisna Salin, President Elect World Aquaculture Society – Asia Pacific Chapter Bibha Kumari, Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, dan Walikota Surabaya Eri Cahyadi.
Salah satu momen penting dalam pameran ini adalah saat Kepala BPBL Ambon, Sarwono, memberikan penjelasan mendetail mengenai proses produksi bibit rumput laut unggul yang diproduksi melalui teknik kultur jaringan.
“BPBL Ambon saat ini telah mengembangkan produksi bibit rumput laut unggul yang diproduksi melalui teknik kultur jaringan.
Proses ini mencakup tahap-tahap di laboratorium hingga pembesaran atau produksi rumput laut di perairan budidaya laut,” jelas Sarwono di hadapan Wakil Presiden dan undangan lainnya.
Mendengar penjelasan Kepala BPBL Ambon, Sarwono, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menunjukkan ketertarikannya dengan mendengarkan penjelasan tentang teknologi dan metode produksi rumput laut tersebut.
Wapres mengapresiasi upaya BPBL Ambon dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi kultur jaringan untuk meningkatkan produksi rumput laut di Indonesia, khusus nya wilayah Indonesia Timur.
Kegiatan ini menunjukkan komitmen BPBL Ambon dalam mendukung pengembangan sektor perikanan budidaya di Indonesia, khususnya dalam memanfaatkan teknologi terkini untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Partisipasi BPBL Ambon di APA 2024 juga menjadi bukti nyata kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri dalam memajukan perikanan budidaya di kawasan Asia Pacific.
