Ambon, Ambontoday.com – Pemerintah Provinsi Maluku akhirnya mendeklarasikan bangkit ekspor yang diawali pada sektor perikanan, dengan melakukan penandatangan deklarasi bersama seluruh stack holder terkait di lantai tujuh kantor Guberur maluku, Senin (12/2/2018).
Deklarasi bersama membangkitkan ekspor menuju Maluku Jaya itu ditandatangani Gubernur Maluku Said Assagaff, General Manager Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara Pattimura Amiruddin Florensius, General Manager Pelindo IV Cabang Ambon Adi Novi Wahyudi, Danlanud Pattimura Kol Pnb Antariksa Anondo, Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Maluku Hamzah, Kakanwil Bea dan Cukai Maluku Finari Manan, dan Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon Jumrin Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon AAC Syahid, Kadis Perhubungan Maluku Frans Papilaya, Kadis Perindag Maluku Elvis Pattiselano serta Kadis Kelautan dan Perikanan Maluku Romelus Far Far.
Gubernur Maluku, Said Assagaff dalam arahahnya menegaskan. Deklarasi ini menjamin segala kemudahan dan percepatan dalam kepengurusan ekspor, seperti pengurusan dokumen, perizinan, serta pelayanan. Dimana pelayanan ekspor 24 jam sehari dan tujuh hari sepekan serta proses bisnis yang bersih dan bebas dari pungutan liar serta mendorong kesinambungan kinerja ekspor dengan memberikan prioritas pelayanan maupun fasilitas.
Menurut Assagaff, banyak sekali pengusaha di Jakarta yang meminati potensi ikan Maluku yang saat ini mampu menghasilkan 3,1 juta ton pertahunnya. Sayangnya, dari hasil tersebut, hanya 560 ribu ton pertahun yang bisa diolah.
“Potensi perikanan ini bila dikelola 1 juta ton per tahun saja, maka bisa merekrut 100.000 tenaga kerja sehingga memberikan kontribusi bagi pengurangan angka pengangguran dan mengurangi tingkat kemiskinan,” ungkapnya
Karena itu, ia menggerakkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis untuk membina nelayan secara optimal agar ikan yang berhasil didapatkan bisa memenuhi standar ekspor.
“Terobosan ini agar ekspor ikan haruslah mendapatkan dokumen dari daerah ini, karena selama ini memanfaatkan kota tujuan antarpulau yakni Surabaya, Jawa Timur maupun Denpasar, Bali,” katanya.
Deklarasi ini juga membuat sinergi seluruh elemen pemerintahaan dan non-pemerintahaan terlihat semakin nyata.
“Tim ini sudah siap di Bandara internasional Pattimura Ambon setiap pukul 04.30 WIT dengan pengurusan pengangkutan ikan di pesawat hanya 1 jam 20 menit,” ujarnya pula.
Dengan kerjasama ini, rute ekspor yang tadinya harus melewati Ambon-Jakarta atau Surabaya kini bisa dilakukan secara langsung, baik ke Singapura maupun Australia. Ini membuat nilai ekspor Maluku yang selama ini sering berkurang akibat proses distribusi yang panjang bisa diminimalisir.
“ ini adalah titik awal untuk bangkitkan ekspor dari daerah ini, Karena itu diharapkan. melalui bangkit Ekspor ini maka pendapatan perkapita rakyat Maluku meningkat, Sehingga perekonomian di Maluku dapat menjadi lebih baik,” (AT-009)