Ambontoday.com, Ambon.- Guna memastikan keaktifan dan kebutuhan setiap Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) atau Panti Sosial yang ada di Maluku maka setiap tahun Dinas Sosial Provinsi Maluku melalui Bidang Rehabilitasi Sosial (Rehsos) melakukan asesmen kepada semua panti.
Kepala Bidang Rehsos, Dinas Sosial Provinsi Maluku, Yahya Balyanan kepada wartawan menyampaikan, perlu diketahui oleh teman-teman media bahwa Asesmen terhadap seluruh LKS dilakukan tiap awal tahun dan Minggu kemarin sudah dilakgukan.
“Tujuan asesment ini yang pertama, melihat kebutuhan dari seluruh kabupaten/kota di Maluku yang memiliki Panti Sosial.
Kebanyakan Panti Sosial yang ada di Maluku ini milik swasta. Asesmen ini untuk mengetahui apa saja kebutuhan dari setiap panti yang ada untuk nantinya diusulkan untuk tahun anggaran 2025,” jelas Balyanan.
Dikatakan, khusus untuk di Kota Ambon kurang lebih ada 9 Panti yakni 3 panti disabilitas dan 6 Panti LKSA.
Dari hasil asesmen yang paling banyak dibutuhkan itu soal sandang dan pangan. Banyak juga yang mengeluhkan soal fisik bangunan panti.
“Dari sejumlah panti yang sudah di asesmen baik di Ambon maupun di kabupaten Buru, kebanyakan mengeluhkan soal biaya makan minum.
Selain makan minum, kebanyakan juga mengeluhkan soal keadaan fisik bangunan serta sarana prasarana yang ada di dalam panti.
Sayangnya untuk kebutuhan makan minum itu ada jatah dari pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial, tetapi untuk bangunan atau sarana prasarana itu bukan tanggungjawab kita, karena kita tetap mengacu kepada PP nomor 8 tahun 2018 tentang standar pelayanan minimal,” ulas Yahya.
Menurutnya, secara keseluruhan, jumlah LKS yang ada sebanyak 20 Panti, dan semua ini akan dikunjungi. Sayangnya untuk tahun ini hanya 19 panti saja yang dikunjungi mengingat satu panti itu belum memasukan proposal.
Untuk diketahui jumlah anak dalam panti di Maluku kurang lebih 800 anak. Dari 800 anak itu 150 anak diantaranya masuk penyandang disabilitas, papar Kabid Rehsos.