Brutal !!! Bergaya Preman Oknum TNI Kodim 1507 Saumlaki Pukul Warga, Masyarakat Tuntut PTDH dan Keadilan

Spread the love

Brutal !!! Bergaya Preman Oknum TNI Kodim 1507 Saumlaki Pukul Warga, Masyarakat Tuntut PTDH dan Keadilan. 

 

Saumlaki, Ambontoday.com – Sebuah insiden brutal yang melibatkan oknum anggota Kodim 1507 Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Propinsi Maluku, kembali mencoreng nama baik institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta Semboyan “Bersama Rakyat, TNI Kuat”. Pada Kamis, 29 Agustus 2025, Sainly Titirloloby (22) warga desa Ridool, Kecamatan Tanimbar Utara yang sementara berada di Saumlaki, dianiaya Sertu M. Samangun anggota TNI Kodim 1507 Saumlaki.

 

Menurut saksi mata, kejadian bermula saat korban yang agak mabuk alkohol buang air kecil di samping kos-kosan temannya di desa Sifnana. Saat itu istri Sertu M. Samangun yang berada d rumahnya melihat kejadian itu dan menegur “jangan buang air di situ.” Sang korban dengan spontan menjawab “Barang ini Kamong pu tanah? Kemudian ibu Persit dan temannya mendatangi korban dengan motor. Setelah mendekati korban, ibu Persit sampaikan “nanti saya lap (pukul) ose. Korban pun membalas dengan sampaikan, pukul berarti Beta balas pukul”

 

Sontak ibu Persit langsung memukul korban di wajah. Saat itu juga teman ibu Persit turut memukul korban menggunakan helm dari kepala berulangkali. Tak lama kemudian, datanglah Sertu M. Samangun dan sampaikan “Hey.. Ose mau apa.? Langsung dibalas korban ose mau apa lagi.?” Saat itulah Sang Sertu melancarkan serangan brutal hingga korban babak belur.

 

Anggota Polres yang kebetulan ada di TKP langsung melaporkan dan melarikan korban ke Polres KKT.

 

Atas tindakan brutal anggota TNI itu, korban dan keluarga langsung melaporkan ke Polisi Militer (POM) Saumlaki.

Korban dan keluarga juga melaporkan istri Sertu M Samangun bersama temannya atas kejadian ini ke Polres Kepulauan Tanimbar.

Baca Juga  Kanwil Kemenkumham Maluku Canangkan Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM

 

“Ini bukan tentara, ini preman!” ujar Anders Luturyali, keluarga korban dengan nada geram.

 

Kemarahan masyarakat pun memuncak. Aksi spontan sempat terjadi di keluarga korban di desa Lauran yang marah atas peristiwa brutal yang dilakukan oknum tentara itu dimana keluarga menuntut agar oknum tentara brutal tersebut segera ditahan dan diproses dalam pengadilan militer, bukan hanya etik.

 

“Kalau tidak ada tindakan tegas, ini akan terus terjadi. Kita bukan berhadapan dengan penegak hukum, tapi preman berseragam !!!” seru Anders spontan.

 

Kejadian ini semakin memperdalam krisis kepercayaan masyarakat terhadap institusi TNI, khususnya di Wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Banyak warga mengaku takut dan resah karena TNI yang seharusnya menjadi pelindung, justru menunjukkan sikap brutal, arogan, dan tidak bertanggung jawab.

 

“Jangan sampai tentara yang seharusnya jadi panutan, malah jadi ancaman,” ujar Anders saat diwawancarai media ini.

 

Berbagai pihak kini mendesak Dandim 1057 Saumlaki untuk bertindak tegas. Tidak cukup hanya permintaan maaf atau mutasi, melainkan pemecatan secara tidak hormat (PTDH) dan proses hukum terhadap istrinya.

 

“Ini soal membahayakan manusia, bukan sekadar pelanggaran etika. Kami menunggu sikap Dandim 1507 Saumlaki dalam menunjukkan integritas dan nyali untuk bersihkan institusi dari oknum seperti ini,” Ujar Anders

 

Hingga berita ini diturunkan, Dandim 1507 Saumlaki belum memberikan keterangan resmi secara lengkap. Namun tekanan publik terus menguat. Jika tidak segera ditindak tegas, bukan tidak mungkin ledakan kemarahan keluarga dan masyarakat akan meluas.

 

Tragedi ini bukan hanya soal oknum TNI yang brutal. Ini adalah cerminan dari budaya impunitas yang sudah terlalu lama dibiarkan. Sudah saatnya institusi TNI bersih-bersih, sebelum kepercayaan masyarakat benar-benar hilang tak tersisa. (AT/BAJK).

Berita Terkini