Arsip Kategori: Lingkungan Hidup

7 Kebakaran Hutan Paling Mengerikan di Dunia

7 Kebakaran Hutan Paling Mengerikan di Dunia, Jakarta – Kebakaran hutan Merupakan bahaya signifikan yang cenderung memburuk pada masa kemarau. Keadaan kering karena minimnya tingkat hujan dalam periode tersebut menaikkan peluang terjadinya kebakaran. Meskipun demikian, banyak kejadian kebakaran hutan disebabkan oleh perilaku manusia. Di bawah ini adalah beberapa dari sekian banyak kebakaran hutan paling dahsyat yang sempat berlangsung di planet kita.


1. Australia 2020

Satu dari beberapa kebakaran hutan paling dahsyat dalam catatan bersejarah tercatat ketika terjadinya di Australia
Pada tahun 2020, kebakaran skala besar terjadi di Negara Bagian New South Wales dan Queensland yang merusak lebih dari 42 juta hektar tanah, menumbangkan ribuan struktur bangunan, dan mengakibatkan meninggalnya puluhan manusia serta sekitar tiga miliar satwa liar, termasuk kurang lebih 61.000 ekor koala.

Keadaan semakin memburuk karena suhu ekstrim dan tingkat presipitasi yang amat rendah diakhir tahun 2019 serta awal tahun 2020, menyebabkan masa itu menjadi yang paling panas dan kering semenjak data dicatat untuk pertama kalinya. Menurut informasi dari organisasi pengawasan cuaca, tahun 2019 menjadi yang paling panas di Australia mulai tahun 1910, dengan temperatur purata melebihi standar biasa sebesar 1,52 derajat Celsius. Bulan Januari pada tahun tersebut dicatatkan sebagai periode termasuk hangat dalam catatan meteorologi negara ini, sementara tingkat presipitasi berada 40% dibawah angka umumnya, menempatkannya sebagai jumlah curah hujan terkecil sejak awal abad ke-20 atau tepatnya sejak tahun 1900.


2. Kanada 2014

Kebakaran skala besar pun telah menimpa Kanada pada tahun 2014. Kejadian itu merenggut area di bagian barat laut dan membakar kira-kira delapan setengah juta hektar tanah, yang merupakan luas tiga ratus kali lipat dibandingkan dengan kebakaran hutan di Moray. Akibat bencana ini, ada dampak ekonomi mencapai empat puluh empat juta empat ratus ribu dolar AS, sementara asap akibat api dapat dideteksi sampai ke Portugal.


3. Wisconsin, Amerika, 1871

Pada saat yang sama, kebakaran hutan paling mengerikan dalam catatan sejarah AS meletus pada tanggal 8 Oktober 1871 di Peshtigo, Wisconsin. Musim gugur tersebut mengalami kemarau ekstrem sehingga banyak area hutan menjadi mudah terbakar demi penggarapan ladang pertanian dan konstruksi jalur kereta api. Ketika bencana ini melanda, tiupan angin kuat datang dari bagian barat menyebabkan sihir merembes dan menjalar tidak dapat dikontrol, lalu berubah jadi ribut nyala api dengan temperatur mendekati 2000 derajat Fahrenheit serta kecepatan angin setinggi 110 mil per jam.

Dalam kurun waktu dua jam tersebut, wilayah hutan yang luas mencapai 10 mil kali 40 mil telah habis dilalap api. Kota Peshtigo dan Brussels mengalami kerusakan parah secara keseluruhan. Sekitar 280.000 hektar dari hutan di delapan kabupaten hangus terbakar, lebih dari dua juta pohon musnah, dan diperkirakan ada sekitar 1.500 jiwa meninggal dunia; sementara itu puluhan ribu korban lainnya menderita luka-luka serta merugi rumah mereka akibat bencana ini.


4. Kursha-2, Rusia, 1936

Di Rusia, bencana Kursha-2 yang terjadi pada tanggal 2 Agustus 1936 mengakibatkan kematian sekitar 1.200 orang akibat api besar merenggut permukiman para penebang kayu di daerah Meshchyora, Oblast Ryazan. Kereta tiba dengan tujuan evakuasi namun diprioritaskan untuk membawa log kayu terlebih dahulu sehingga banyak penduduk tersisa. Ketika kereta ingin pergi, jalan-jembatan tempat lari telah hangus dilalap siapa. Siapapun yang ada di dalam kereta, baik penumpang maupun barang-barang seperti kayunya, tak dapat selamat dari kobaran nyala api tersebut.


5. Minnesota, Amerika, 1918

Kebakaran hebat pun menghancurkan Carlton County, Minnesota, pada tahun 1918. Di wilayah tersebut, industri kayu serta petani sedang dalam masa perkembangan yang pesat. Namun, pada tanggal 10 Oktober 1918, sebuah nyala api berasal dari gerbong penumpang kereta lalu merembes ke rerumputan dan pohon-pohon di tepi rel. Dalam waktu singkat, siapa sangka bahwa kobaran api itu telah menjalar dengan cepat. Hingga dua hari kemudian, yaitu pada 12 Oktober 1918, angin kuat menyumbangkan perannya untuk membuat api semakin ganas mencengkeram hutan dan gudang pemotongan kayu. Walaupun pasukan Garda Nasional sudah dipersiapkan, upaya mereka tetap saja tak cukup efektif guna memadamkannya; sehingga tujuan utama mereka berubah menjadi memberikan dukungan kepada para penyintas.


6. Bolivia 2010

Di bulan Agustus tahun 2010, lebih dari 25 ribu insiden kebakaran tercatat di berbagai kawasan hutan Bolivia. Kebakaran ini menyebar luas mencapai kurang lebih 3,7 juta hektar lahan serta merenggut banyak bagian hutan Amazon negeri itu. Akibat asap pekat hasil pembakaran hutan, otoritas setempat kemudian membatalkan beberapa rute penerbangan dan menyatakan status darurat.

Alasan utama dari kebakaran hutan kali ini adalah praktik pembukaan lahan oleh para petani untuk pertanian dan adanya vegetasi kering karena kondisi kemarau parah yang melanda negeri itu sepanjang musim panas. Kebakaran hutan di Bolivia menjadi salah satu peristiwa paling dahsyat yang terjadi di benua Amerika Selatan dalam tiga dekade belakangan.


7. Rusia 2003

Di tahun 2003, benua Eropa dilanda musim paling panas yang pernah ada dan hal ini berakibat pada kebakaran besar di kawasan hutan taiga di timur Siberia. Kebakaran itu merusak area seluas lebih dari 55 juta hektar tanah.

Kekeringan parah serta peningkatan pengambilan sumber daya hutan oleh manusia selama puluhan tahun terakhir dipercaya menjadi faktor penting di balik insiden yang dikenal sebagai salah satu kebakaran hutan paling mengerikan dan luas dalam catatan sejarah. Api tersebut meluas sampai ke wilayah Siberia dan timur Rusia, bagian utara Tiongkok, juga Mongolia Utara—menghasilkan awan asap tebal bahkan dapat terlihat hingga ke Kyoto, Jepang. 

Daus Tidak Ditemukan, Tim SAR Tutup Operasi Pencarian di Hari ke 7

Ambontoday.com, Ambon.- Kantor Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) Ambon resmi menutup operasi pencarian salah satu pendaki puncak Gunung Binaiya yang hilang sejak 26 April 2025, Firdaus Ahmad Fauji (L/27) atau yang akrab disapa Daus, setelah melakukan upaya pencarian selama 7 hari dengan hasil nihil.

Demikian update rilis yang disampaikan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) Ambon, Muhamad Arafah yang dikirim kepada media ini, Senin 5 Mei 2025.

“Adapun kegiatan operasi pencarian di hari ke 7, Pelaksanaan OPS SAR H.7 tanggal 04 Mei 2025 Pkl. 08.00 WIT, OPS SAR (H.7) Tim SAR Gabungan terbagi menjadi 3 SRU.

Pada Pkl. 08.15 WIT, SRU 1 Tim SAR Gabungan bergerak dari Pos 3 (High Camp) melakukan penyisiran di sekitar pos 3 sampai dengan Pukul. 18.00 WIT, SRU 1 Tim SAR Gabungan telah melaksanakan pencarian dari Pos 3 (High Camp) sejauh ± 1 KM ke arah Lembah dengan hasil Nihil.

Sementara pada pukul. 09.00 WIT, SRU 2 bergerak penyisiran dari Desa Piliana menuju POS 3 (High Camp) sampai pukul. 18.00 WIT, SRU 2 telah melaksanakan pencarian sejauh ± 7 KM dengan hasil pencarian nihil.

Sedangkan pada pukul. 08.20 WIT, SRU 3 Tim SAR Gabungan bergerak dan melakukan pencarian dari Desa Piliana menuju Pos 1 (Yamitala) dengan menyisir sungai Yahe sampai pukul. 18.00 WIT, SRU 3 telah Melakukan penyisiran Sungai Yahe dengan jarak ± 1 KM dengan Hasil Nihil dan kembali ke Desa Piliana,” jelas Arafah.

Dirinya menyampaikan, sehubungan dengan telah dilaksanakannya operasi SAR sampai hari ini telah memasuki (H.7) tidak ada tanda-tanda ditemukan Firdaus (korban).

“Hasil koordinasi dan evaluasi bersama keluarga korban dan potensi SAR maka operasi SAR dihentikan dan diusulkan untuk ditutup. Kepada unsur SAR yang terlibat maupun masyarakat diucapkan terima kasih,” ucap Kepala Basarnas Ambon.

Unsur SAR yang terlibat dalam upaya pencarian antara lain, Tim Rescue Kansar Ambon (6 Orang), Balai Taman Nasional Manusela (22 Orang), Polsek Tehoru (4 Orang), Wanadri (1 Orang), Lestari Ambon (1 Orang), Puskesmas Tehoru (1 Orang), Kanal (4 Orang), Molucas Expedition (4 Orang), Revolu Outdoor Service (1 Orang), Antegpala (1 Org), danMasyarakat (18 Orang). (AT008)

Ini Hasil Pencarian Firdaus H.4 di Gunung Binaiya, Tim SAR dibagi 5 SRU

Ambontoday.com, Ambon.- Pencarian terhadap salah satu pendaki puncak Gunung Binaiya di Kabupaten Maluku Tengah, Firdaus Ahmad Fauji (29/L) yang hilang sejak tanggal 26 April 2025 sampai saat ini Kamis 1 Mei 2025 sudah memasuki hari ke 4 pencarian korban hilang oleh Tim SAR Gabungan.

Tim SAR Gabungan yang dikerahkan untuk melakukan pencarian di sekitar jalur pendakian Gunung Binaiya dibagi menjadi 5 SRU (SAR Rescue Unit).

Namun sampai hari ke 4 pencarian oleh Tim SAR belum membuahkan hasil alias masih nihil.

Demikian update laporan pencarian yang diterima media ini dari Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Ambon, Muhamad Arafah, Kamis 1 Mei 2025.

Adapun hasil pencarian hari ke 4 yakni, pada tanggal 01 Mei 2025, Pukul. 08.00 WIT, SRU 1 Tim SAR Gabungan Patroli Hutan melaksanakan pencarian disekitar LKK sampai dengan Pkl 17.00 WIT.

SRU 1 Tim SAR Gabungan Patroli Hutan telah melaksanakan pencarian di sekitar LKK dengan jarak ± 600 M dengan hasil Nihil dan Bermalam di Pos 5 (Shelter Nasapea).

Pukul. 08.10 WIT, SRU 2 melakukan Pencarian di sekitar POS 1 dan Pos 2 sampai pukul. 17.30 WIT, SRU 2 Tim SAR Gabungan Telah Melakukan pencarian di sekitar Pos Aimoto menuju Desa Piliana & Pos 2 dengan jarak 10 KM dengan Hasil Nihil dan Bermalam di di Desa Piliana.

Sedangkan pada pukul. 08.30 WIT, SRU 3 Tim SAR Gabungan bergerak dan melakukan penyisiran dari POS 2 (arah Barat dari LKK) menuju LKK sampai pukul. 16.30 WIT, SRU 3 dan Tim SAR gabungan Melakukan penyisiran dengan jarak 6 KM dengan hasil nihil dilanjutkan bermalam di Pos 4 (Shelter Isilali).

Sementara pada pukul. 09.00 WIT, SRU 4 Melakukan Penyisiran dari Desa Piliana menuju LKK s.d Pkl 17.50 WIT, SRU 4 Tim SAR Gabungan telah melakukan penyisiran ± 3 KM dengan hasil nihil dan bermalam di Pos 4 (Shelter Isilahi).

Begitu juga pada pukul. 09.00 WIT, SRU 5 Melakukan Penyisiran dari Desa Nasapea menuju LKK s.d Pkl 17.50 WIT, SRU 5 Tim SAR Gabungan telah melakukan penyisiran dari desa Desa Nasapea menuju Pos 1 dan Pos 2 ± 8 KM dengan hasil nihil, dan bermalam di Pos 2 ( Shelter Aimoto), jelas Arafah.

Dikatakan, setelah seharian melakukan pencarian, seluruh SRU akan beristirahat di posisi masing-masing kemudian akan melanjutkan pencarian besok, Jumat 2 April 2025.

“Setelah seharian melakukan pencarian, masing masing SRU akan beristirahat di lokasi dan posisi terakhir kemudian besok jumat 2 April akan dilakukan pencarian lanjutan.

Direncanakan proses pencarian terhadap korban akan dilakukan selama 7 hari. Untuk rencana pencarian di besok hari akan mengambil koordinat pencarian yakni, A. 3°14’34.65″S -129°26’54.73″E, B. 3° 9’20.34″S – 129°25’29.36″E, C. 3° 7’46.61″S – 129°30’30.07″E, dan D. 3°13’46.85″S -129°31’28.33″E,” ungkap Arafah.

Dirinya berharap, proses pencarian Korban oleh Tim SAR bisa segera menemukan Firdaus agar dirinya bisa segera bergabung dengan rekan rekan timnya dan kembali ke keluarga masing-masing.

Unsur SAR yang terlibat dalam operasi pencarian ini adalah, Tim Rescue Kansar Ambon (6 Orang), Balai Taman Nasional Manusela (22 Orang), Bhabinkamtibmas Polsek (1 Orang), Wanadri (1 Orang), Lestari Ambon (1 Orang), Puskesmas Tehoru (1 Orang), Kanal (1 Orang), dan Masyarakat (21 Orang).

Alut dan Palsar yang digunakan, 1 (satu) Unit Rescue Car, 1 (satu) Unit Drone, Peralatan Gunung Hutan, Peralatan Komunikasi. (AT008)

Apa Itu Wanatani? Solusi Pertanian Masa Depan untuk Ketahanan Pangan Indonesia

Ambontoday.com, Apa itu wanatani? Wanatani merupakan manajemen sumber daya alam yang mencampuradukkan praktik pertanian dengan hutan. Tujuannya terpenting ialah mempertahankan keseimbangan ekosistem serta mendorong produktivitas hasil bumi secara berkesinambungan.

Selama beberapa tahun belakangan, sistem ini semakin mendapat perhatian dari beragam kelompok, termasuk pakar konservasi hutan, petani, dan pemilik lahannya sendiri, dikarenakan manfaat konkretnya dalam menggenjot hasil panen sambil menjaga lingkungan ekosistem.

Satu contoh wanatani terkenal di Indonesia adalah sistem tumpang sari, yakni cara menanam dua atau lebih jenis tanaman berbeda pada area pertanian yang sama. Pendekatan ini dipandang sebagai solusi efisien untuk mempertahankan kelangsungan hasil panen dan membantu pemeliharaan ekosistem.
pertanian
Dan sektor seperti fashion yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan.

Apa itu Wanatani?

Apa itu Wanatani?

Agar dapat memahami konsep wanatani, kita bisa merujuk pada situs web tersebut Dlhk.bantenprov.go.id. Wanatani merupakan metode pertanian hutan dengan tujuan utama mengoptimalisasi penggunaan tanah agar dapat menyokong konservasi alam dan pada saat bersamaan memastikan pemenuhan keperluan makanan.

Wanatani adalah teknik pengaturan lahan yang menggabungkan pohon-pohon kayu bersama-sama dengan hasil bumi, ternak, atau kegiatan lain di dalam suatu ekosistem yang terintegrasi. Metode ini memiliki banyak untungnya, termasuk meningkatkan taraf hidup penduduk setempat.

Beberapa kelompok memandang bahwa sistem ini merupakan salah satu jawaban krusial untuk menyelesaikan beragam masalah lingkungan yang dihadapi dunia hari ini. Ide tentang wanatani tidaklah terbilang baru; sudah digunakan selama bertahun-tahun dan mungkin jauh sebelum adanya praktik pertanian skala besar moderen.

Wanatani mempunyai empat karakteristik utama, yaitu sebagai berikut:

  1. Dikerjakan dengan perencanaan matang, di mana hubungan antara pepohonan, tanaman, dan binatang disusun sedemikian rupa untuk menciptakan sebuah sistem ekologi yang lestari.
  2. Bersifat intensif, yaitu kegiatan hutan di lahan pertanian dikerjakan dengan tingkat serius dan fokus yang tinggi sehingga outputnya optimal, sekaligus masih mengedepankan keseimbangan ekosistem spesies setempat.
  3. Unsur interaktif perlu dipertahankan antar semua bagian dari sistem ini untuk memastikan kinerja produksi tanaman secara keseluruhan.
  4. Terakhir, sistem wanatani perlu diintegrasikan dengan baik. Ini berarti bahwa pohon, tanaman pangan, serta hewan yang dibiakkan harus membentuk satu kesatuan dalam ekosistem yang saling melengkapi demi mencapai output ekologis dan ekonomi yang maksimal.

Bentuk-bentuk Wanatani

Wanatani hadir dalam beragam jenis yang bisa diadaptasi sesuai dengan permintaan serta situasi lingkungan lokal. Jenis-jenis dari wanatani tersebut adalah sebagai berikut:

1. Wanatani Agroforestri

Adalah teknik penataan lahan yang memadu tanaman hutan bersama ragam tumbuhan hasil budi daya lainnya, termasuk tanaman pangan, perkebunan, ataupun peternakan. Konsep ini menitikberatkan pada keterkaitan saling menguntungkan di antara tanaman hutan dan tumbuhan hasil budi daya, sekaligus mementingkan optimalisasi pemakaian sumber daya.

2. Wanatani Perkebunan

Model manajemen lahan yang menggabungkan pohon hutan bersama tanaman perkebunan seperti getah karet, kelapa sawit, serta biji kopi ini bertujuan untuk menaikkan produksi tanaman perkebunan sekaligus menjaga ekosistem alam secara berkelanjutan.

3. Penebangan Hutan Tanaman Industri

Sistem ini memadukan tanaman hutan dengan tanaman perkebunan, antara lain sengon serta akasia. Tujuan pokoknya adalah menciptakan hasil berupa kayu yang siap dipakai dalam industri, bersamaan itu juga turut melestarikan ekosistem alam.

Contoh Proyek Wanatani di Kalimantan dan Jawa

Beragam teladan tentang wanatani bisa diamati di seluruh wilayah Indonesia, dengan implementasi yang dirancang sesuai dengan sumber daya setempat serta permintaan penduduknya. Beberapa ilustrasinya terdapat di Kalimantan dan juga Jawa sebagai berikut:

1. Implementasi Teknologi Pertanian Tradisional di Kalimantan

Implementasi sistem wanatani di Kalimantan melibatkan integrasi antara pohon-pohon hutan seperti kayu dan meranti dengan karet serta kelapa sawit sebagai hasil bumi utama. Cara ini bertujuan untuk menjaga ekosistem hutan sambil memajukan kondisi sosial-ekonomi penduduk setempat.

2. Implementasi Teknik Bercocok Tanam Tradisional di Pulau Jawa

Sistem pertanian di Jawa mencampurkan pohon kayu seperti jati dan sengon bersamaan dengan tanaman perkebunan seperti kopi dan cokelat. Cara ini membantu meningkatkan hasil panen lahan serta memperbaiki kehidupan orang-orang setempat.

Manfaat Wanatani

Kenaikan populasi masyarakat memengaruhi peningkatan kebutuhan akan bahan pangan dan tanah. Ironisnya, area untuk pertanian terus menyusut. Sebagai solusi, diimplementasikanlah metode wanatani dengan sejumlah keuntungan seperti berikut:

  • Mengekskuresi karbon dioksida serta berperan dalam membersihkan atmosfer.
  • Melawan erosi, memelihara struktur serta kesuburan tanah.
  • Menjaga serta memperkaya biodiversitas dan populasi hewan liar.
  • Menyediakan rintangan melawan angin serta membentuk zona yang sejuk.
  • Menghasilkan keuntungan ekonomi dari pertanian yang terintegrasi dan lestari.
  • Menyediakan akses yang lebih besar ke sumber makanan dan sumber daya alam lainnya.
  • Memperbaiki mutu dan jumlah sumber daya air bawah tanah.
  • Mengatur kondisi iklim lokal di area persawahan.

Kesimpulannya, wanatani merujuk pada metode manajemen lahan yang mencampurkan tanaman hutan bersama produk pertanian, ternak, atau aktivitas lain di dalam suatu ekosistem terintegrasi. Jika diterapkan secara baik, wanatani bisa jadi jawaban penting bagi pemeliharaan sumber daya alam serta peningkatan kemakmuran penduduk.

Pemkot Ambon Ringankan Beban Warga Lewat Pasar Murah Jelang Idul Fitri

Ambontoday.com-Ambon – Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon terus menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dengan menggelar pasar murah dan operasi pasar menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. Salah satu kegiatan pasar murah digelar di kawasan Talake, tepatnya di halaman Kantor Telkom, pada Senin (17/3/2025).

Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk perhatian pemerintah dalam membantu masyarakat, terutama mereka yang kurang mampu.

“Pasar murah ini bertujuan untuk meringankan beban warga, terutama menjelang perayaan hari besar keagamaan. Ini adalah bentuk komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan memastikan kebutuhan pokok tetap terjangkau,” ujar Bodewin.

Dalam program ini, Pemkot Ambon memberikan subsidi sebesar Rp80.000 per paket, sehingga warga dapat membeli paket bahan pokok seharga Rp55.000, jauh lebih murah dibandingkan harga pasar yang mencapai Rp140.000.

Bodewin juga memastikan bahwa bantuan ini diberikan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.

“Saya tidak ingin ada ASN atau warga dengan ekonomi cukup yang membeli paket ini. Kita ingin bantuan ini tepat sasaran, agar masyarakat kurang mampu bisa merayakan Idul Fitri dengan layak,” tegasnya.

Selain pasar murah, Pemkot Ambon juga menggelar operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok. Dinas Perikanan turut serta dengan menyediakan ikan dengan harga terjangkau, sementara Dinas Pertanian menjual sayuran murah bagi warga di berbagai kecamatan, termasuk Kecamatan Sirimau dan Batu Merah.

Ke depan, Pemkot Ambon berencana memperluas cakupan kegiatan ini agar lebih banyak masyarakat dapat merasakan manfaatnya. Langkah ini diharapkan dapat membantu meringankan beban ekonomi warga serta menciptakan suasana Idul Fitri yang lebih sejahtera dan bahagia bagi seluruh masyarakat Ambon.(Ol)

Mengenal Tradisi dan Kehidupan Suku Naulu di Pulau Seram, Maluku

Ambontoday.com-Maluku, Liputan Budaya – Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, salah satunya adalah keberadaan Suku Naulu di Pulau Seram, Maluku. Suku ini dikenal dengan adat istiadatnya yang masih bertahan di tengah arus modernisasi.

Suku Naulu mendiami wilayah pesisir selatan Pulau Seram, tepatnya di Dusun Sepa, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah. Meskipun hidup lebih dekat dengan peradaban modern, mereka tetap mempertahankan beberapa tradisi unik yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Suku Naulu memiliki keterkaitan sejarah dengan Suku Huaulu. Konon, kedua suku ini berasal dari satu nenek moyang yang sama, tetapi terpisah karena konflik adat. Salah satu ciri khas mereka yang masih dipertahankan adalah penggunaan kain merah yang disebut kain berang oleh kaum pria dewasa.

Di Dusun Sepa, masyarakat Naulu hidup dalam lima permukiman utama: Bonara, Naulu Lama, Hauwalan, Yalahatan, dan Rohua. Walaupun telah mengalami modernisasi, beberapa tradisi kuno mereka masih tetap dilaksanakan hingga kini.

Salah satu tradisi paling kontroversial dari suku ini adalah ritual pemenggalan kepala, yang dulunya dilakukan sebagai bagian dari upacara adat, seperti pendirian rumah adat. Tradisi ini dulunya menjadi tanda kedewasaan bagi kaum pria, tetapi kini sudah dilarang oleh hukum. Tragedi kriminal yang terjadi pada 2005 menjadi salah satu titik akhir dari praktik ini.

Selain ritual pemenggalan kepala, Suku Naulu juga memiliki tradisi pengasingan bagi perempuan yang mengalami haid pertama atau akan melahirkan. Mereka harus tinggal di sebuah bilik kecil berukuran 2×2 meter yang disebut tikusune.

Dalam bilik ini, perempuan harus mengasingkan diri hingga masa haid atau persalinan selesai. Setelah itu, mereka disambut kembali ke keluarga dengan pesta sebagai bentuk perayaan.

Suku Naulu menganut sistem kepercayaan yang mempercayai keberadaan roh nenek moyang dan pencipta yang disebut Upu Kuanahatana. Kepercayaan ini masuk dalam kategori animisme, meskipun dalam pencatatan administratif di Indonesia, mereka dikategorikan sebagai pemeluk agama Hindu.

Kepercayaan ini meyakini bahwa roh leluhur memiliki pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, berbagai ritual adat dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada roh-roh tersebut.

Keberadaan Suku Naulu dengan segala tradisi dan kepercayaannya menjadi bukti kekayaan budaya Indonesia yang patut dijaga. Di tengah derasnya arus modernisasi, mereka tetap mempertahankan identitas dan adat istiadatnya.

Melestarikan budaya bukan berarti menolak perubahan, tetapi menjaga nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang. Suku Naulu adalah contoh nyata bagaimana tradisi dapat tetap bertahan dalam kehidupan yang terus berkembang.

Sebagai bagian dari keberagaman budaya Nusantara, sudah sepatutnya kita turut menjaga dan menghormati tradisi yang masih dijalankan oleh Suku Naulu dan masyarakat adat lainnya di Indonesia.(Ol)

Pemkot Ambon Sigap Tangani Pohon Tumbang di 11 Titik

Ambontoday.com, Ambon. PPID – Pemerintah Kota Ambon melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bergerak cepat dalam menangani dampak cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kota Ambon pada Selasa (4/2/25). Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi sejak siang hari menyebabkan pohon tumbang di berbagai titik serta kerusakan rumah warga.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Ambon, Fahmi Sallatalohy, menyampaikan bahwa pihaknya telah menurunkan tim untuk meninjau lokasi terdampak dan melakukan upaya pembersihan serta penanganan darurat.

“Kami langsung merespons laporan masyarakat dengan mengerahkan tim untuk meninjau serta menangani dampak yang ditimbulkan. Pembersihan pohon tumbang dilakukan bersama Dinas Pemadam Kebakaran (DAMKAR) serta Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) demi memastikan keselamatan dan kelancaran aktivitas masyarakat,” ujar Sallatalohy.

Pohon tumbang dilaporkan terjadi di 11 titik di berbagai wilayah, termasuk di depan Kantor Pengadilan Negeri Ambon, Kompleks BTN Lateri, Kayu Tiga Jemaat Bethabara, hingga Perumnas Poka dan Kelurahan Tihu.

Selain itu, beberapa rumah warga mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon dan tiupan angin kencang, di antaranya di RT/RW 001/005 Kelurahan Batu Meja serta Kampung Siwang Negeri Urimessing.

Sebagai langkah tanggap darurat, BPBD Kota Ambon telah menyalurkan bantuan sementara berupa terpal serta kebutuhan mendesak lainnya kepada warga terdampak.

“Kami berupaya memastikan masyarakat yang terdampak mendapatkan bantuan sementara dan mengimbau agar tetap waspada terhadap potensi cuaca buruk yang diprediksi masih akan berlangsung beberapa hari ke depan,” tambahnya.

Pemerintah Kota Ambon mengajak seluruh masyarakat untuk selalu memantau informasi resmi dari BMKG terkait peringatan dini cuaca serta menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah risiko bencana lebih lanjut.

Dengan kerja sama semua pihak, diharapkan dampak cuaca ekstrem dapat diminimalkan dan aktivitas masyarakat kembali berjalan normal.

3 Mahasiswa Unpatti Berhasil Dievakuasi Tim SAR Dari Puncak Gunung Banda

Ambontoday.com, Ambon.- Sedikitnya 3 orang Mahasiswa asal Universitas Pattimura Ambon mengalami kelelahan dan pingsan saat mendaki puncak gunung Banda Naira, beruntung ketiga pendaki tersebut berhasil ditemukan oleh tim SAR dari Posko Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) yang selalu siap siaga di Banda.

Demikian rilis yang diterima media ini dari Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Ambon, Muhamad Arafah.

Sesuai kronologisnya, pada Jumat 10 Januari 2025, Comm Centre Basarnas Ambon sekitar pukul 20.10 wit, menerima informasi dari Koordinator Pos SAR Banda melaporkan, tiga Mahasiswa Universitas Pattimura mengalami kelelahan saat mendaki Gunung Api Banda Neira.

Dalam kejadian tersebut, dilaporkan satu orang pendaki mengalami pingsan selanjutnya meminta bantuan evakuasi.

Setelah merimanya informasi tersebut, Tim Rescue Pos SAR Banda beserta masyarakat sekitar dikerahkan menuju Gunung Api Banda Neira guna melaksanakan operasi SAR dengan jarak -+ 2,82 KM, Heading 268,77° arah Barat dari Pos SAR Banda.

Pukul 23.10 wit, Comm Centre Basarnas Ambon menerima informasi dari Koordinator Pos SAR Banda melaporkan, korban berhasil ditemukan dalam keadaan lemas namun selamat sekitar 200 Meter dari lokasi awal kejadian.

Seluruh korban kemudian dievakuasi turun dan ditempatkan di salah satu penginapan guna mendapatkan perawatan.

Kepala Basarnas Ambon, Muhamad Arafah menjelaskan, kejadian bermula sekitar pukul 19.20 wit, ketiga korban diketahui pergi mendaki Gunung Api Banda. Namun pada ketinggian beberapa ratus meter dari permukaan laut mereka bertiga mengalami kelelahan dan tidak dapat melanjutkan pendakian.

Dalam kejadian tersebut satu orang pendaki dilaporkan pingsan dilokasi. Kemudian dua orang pendaki lainnya sepakat untuk menjaga korban dan turun mencari bantuan.

“Ketiga korban yang adalah mahasiswa universitas Pattimura itu mengalami kelelahan saat mencoba mendaki puncak Gunung Api Banda.

Namun baru pertengahan perjalanan ketiganya mengalami kelelahan dan satu diantaranya pingsan, beruntung dia temannya sepakat untuk menjaga dan mencari pertolongan.

Alhamdulillah setelah tiba di kaki Gunung dan berhasil melaporkan kejadian tersebut, tim SAR dibantu sejumlah warga bergerak cepat menuju lokasi dan seluruh korban berhasil dievakuasi dengan selamat,” jelas Arafah.

Adapun data ketiga korban masing masing, Hidayat Pellu (21/L), Adnan Fatur (25/L) dan Rendi (26/L).

Sejumlah unsur yang terlibat dalam proses evakuasi korban yakni, Pos SAR Banda 3 di bantu 5 orang warga.

Dengan ditemukannya korban, maka Operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup. Seluruh Unsur Potensi SAR yang terlibat dikembalikan ke satuannya masing-masing, tutup Arafah. (AT008)

Direktur AMO: Sound of Green Jadi Topik Utama di Daegu Global Forum 2024

AMBON, PPID – Direktur Ambon Music Office (AMO), Rony Loppies, mengungkapkan bahwa program inovatif Sound of Green (SoG) menjadi tema penting dalam Daegu Global Forum (DGF) 2024. Forum internasional ini bertujuan untuk menciptakan berbagai peluang dan kolaborasi antar jejaring kota-kota kreatif UNESCO, khususnya dalam bidang musik.

“Dalam forum ini, musik tidak hanya dianggap sebagai hiburan, tetapi juga sebagai katalis pembangunan perkotaan yang berkelanjutan berbasis budaya dan kreativitas,” kata Loppies saat diwawancarai Tim Media Center pada Rabu (23/10/2024) di Ambon. Loppies, yang telah tiga kali diundang sebagai pembicara dalam forum tersebut, menjelaskan bahwa DGF 2024 membahas tiga tema penting terkait peran musik dalam pembangunan perkotaan berkelanjutan.

Tema pertama, regenerasi budaya dan ekonomi, menekankan peran musik sebagai katalis dalam pembangunan kawasan perkotaan, melestarikan warisan budaya, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Musik dinilai mampu meningkatkan ekonomi lokal dan kualitas hidup masyarakat.

Tema kedua, pertukaran dan kerja sama internasional, menyoroti kolaborasi antar kota kreatif UNESCO untuk mengatasi tantangan global dan menciptakan peluang baru melalui jejaring internasional.

Tema ketiga, keberlanjutan dan inklusi sosial, membahas bagaimana musik digunakan sebagai instrumen pembangunan berkelanjutan untuk mengatasi isu-isu seperti perubahan iklim dan kesenjangan sosial. Program inovatif seperti Sound of Green yang dikembangkan AMO adalah contoh konkret bagaimana musik dapat membina komunitas dan menciptakan perubahan positif di perkotaan.

“DGF 2024 berhasil menyoroti potensi transformatif musik dalam pengembangan perkotaan dan pertukaran budaya serta kreativitas,” tambah Loppies. “Kerja sama melalui musik inilah yang mendorong kota-kota kreatif UNESCO untuk terus maju.”

Acara ini berlangsung di Daegu, Korea Selatan, pada 10-11 Oktober 2024, dan dihadiri oleh focal point dari kota-kota kreatif UNESCO dan Hongkong, serta musisi, pelaku budaya, dan pemerintah kota. Pembicara kunci dalam forum ini termasuk Michael Kim (London, Kanada), Ronny Loppies (Ambon, Indonesia), Mattias Rauch (Mannheim, Jerman), Bukeke Blakemore (Kansas City, USA), dan Paulo Longo (Idanha-a-Nova).

Komunitas Kalesang Maluku Rayakan HUT ke-14 dengan Sentuhan Kasih di Panti Asuhan Maria Mediatrix, Kudamati Ambon

Ambontoday.com, Ambon – Memperingati hari jadinya yang ke-14, Komunitas Kalesang Maluku menggelar kegiatan bakti sosial di Panti Asuhan Maria Mediatrix, Kudamati Ambon. Kegiatan ini menjadi puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) komunitas yang telah berdiri sejak 10 Oktober 2010, dengan fokus pada pelestarian warisan budaya leluhur Maluku.

Dalam momen penuh syukur ini, Komunitas Kalesang Maluku membagikan sembako, alat sekolah, dan mengadakan acara makan bersama dengan anak-anak di panti asuhan. Kegiatan ini bukan hanya wujud rasa syukur atas pencapaian komunitas selama 14 tahun, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian dan komitmen terhadap sesama, khususnya mereka yang membutuhkan.

Ketua Komunitas Kalesang Maluku mengungkapkan bahwa acara ini murni didanai oleh hasil kerja keras anggota komunitas, tanpa bantuan dari pihak luar. “Setiap selesai menari, kami selalu mengumpulkan persembahan persepuluhan yang nantinya digunakan untuk kegiatan sosial seperti hari ini,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk sukacita yang besar bagi komunitas yang berusaha menjadi contoh positif bagi generasi muda Maluku.

Sejak didirikan dengan nama awal Tim Seni Budaya Maluku Creation Children Center of Mollucas (C3M) di bawah naungan Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Unpatti Ambon, komunitas ini telah bertransformasi menjadi gerakan independen yang aktif melestarikan budaya Maluku baik dalam bentuk benda maupun non benda. Selama 14 tahun, berbagai inovasi telah dilakukan untuk mengenalkan generasi muda Maluku pada warisan budaya yang mulai ditelan zaman, termasuk melalui lomba-lomba tarian tradisional, vocal group, dan jukulele yang berbahasa tanah Maluku.

Namun, pada tahun 2024 ini, Komunitas Kalesang Maluku memutuskan untuk menghentikan kegiatan lomba dan lebih memfokuskan diri pada pengajaran budaya di sekolah-sekolah, kampus, serta instansi seperti TNI dan Polri. Dalam pendidikan di Polri, misalnya, siswa-siswa diperkenalkan dengan tarian-tarian budaya Maluku, sebagai bagian dari upaya pelestarian warisan leluhur.

Komunitas Kalesang Maluku berharap kegiatan sosial dan edukasi budaya yang mereka lakukan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Maluku lainnya untuk turut ambil bagian dalam kegiatan positif, sehingga dapat mengurangi hal-hal negatif yang terjadi di Maluku, khususnya di Kota Ambon.

Perayaan HUT ke-14 ini sekaligus menjadi momentum penting bagi Komunitas Kalesang Maluku untuk terus melanjutkan perannya dalam melestarikan budaya dan menunjukkan kepedulian sosial bagi masyarakat sekitar. “Semoga kegiatan positif ini dapat terus berlanjut dan menjadi contoh bagi generasi muda lainnya di Maluku,” tutup Ketua Komunitas.(OL)