Ambon,Ambontoday.com- Video yang beredar di jagat Maya terkait penurunan sejumlah penumpang sabuk Nusantara 34 di pelabuhan Saumlaki sangatlah disayangkan dan mengundang pembincangan dan rasa tidak percaya kepada eksistensi Pemda Kepulauan Tanimbar dan tim Gustu Covid 19 kepulauan Tanimbar.
Rakyat diturunkan dengan menggunakan troli ,team Gustu yang menggunakan APD lengkap biarkan tenaga buruh tanpa APD dan masker tangani para penumpang Sanus 34 yang diturunkan dari dengan menggunakn troli. Benarkah rakyat Kepulauan Tanimbar Tanimbar yang di karantinakan di laut (red-atas kapal Sanus 34) disamakan dengan barang bawaan dan para buruh pelabuhan Saumlaki memiliki kekebalan anti Corona?
Piter Titirloloby pemuda asal Tanimbar yang merupakan pendiri Forum Intelektual Muda Tanimbar (FORTEKMA TANIMBAR) “sungguh begitu buruk pelayanan publik terhadap para pelaku karantina di kepulauan Tanimbar dan tenaga medis yang menggunakan APD lengkap seakan mempermainkan rakyat kecil yang sedang mencari nafkah di pelabuhan Saumlaki tanpa menggunakan masker dan APD. Saat ditemui (Ambon,4/8/20)
“Sungguh sangat memalukan sekali kondisi rakyat Tanimbar yang dikarantinakan di laut (red-diatas kapal Sanus 34) selama beberapa hari lalu terpaksa diturunkan dengan menggunakan troli memangnya di tidak ada tangga kapal sebagai akses untuk menurunkan para penumpang?
https://www.facebook.com/groups/162345900855721/permalink/1012304735859829/?sfnsn=wiwspwa&extid=yhd8GPOackryryCf
(red-video penurunan para pelaku Karantina)
Penurunan para penumpang yang merupakan pelaku karantina sangatlah tidak manusiawi dan tidak memenuhi standard keselamatan. Setahu saya troli digunakan di Kapal itu digunakan hanya untuk menurunkan kapal barang bagasi dan bukan manusia tetapi realitanya terbalik.
“Sangat memalukan,hal ini mengisyaratkan bahwa ada ketidak pedulian pihak berwenang pada rakyat. Sekali lagi rakyat Tanimbar bukan barang bagas (red-pelaku karantina laut), untung saja rakyat yang di turunkan dari atas kapal tidak terkena kejadian kecelakaan saat diturunkan dari atas kapal,apalagi mereka diturunkan dalam jumlah lebih dari 5 orang dan disana ada ibu-ibu yang berpegangan pada tali tanpa alat pengaman (red-safety tools)
Bupati kepulauan Tanimbar juga sebagai ketua gustu kepulauan Tanimbar harus segera memanggil dan memberhentikan team gustu yang bertugas saat itu. Mereka menggunakan APD lengkap asyik bercerita dan membiarkan para buruh pelabuhan yang tanpa APD bersentuhan langsung dengan para pelaku karantina saat troli di diarahkan ke pelabuhan.
Tentu kinerja dari team gustu bertugas saati itu tidak layak untuk mengantongi nama team gustu Covid 19 di kepulauan Tanimbar.
Gaji dan tunjangan sebagai team gustu Covid 19 dibayarkan oleh pemerintah dengan anggaran terbilang spekta tetapi rakyat kecil di korbankan dengan membiarkan mereka mengurusi pekerjaan tidak semestinya dilakukan. Apakah mereka menginginkan rakyat kecil terkena Corona agar supaya lebih terlihat menyenangkan? Tanya Piter.
“Saya semakin meragukan keberadaan virus Corona yang telah merugikan rakyat Tanimbar dari berbagai aspek”
Layanilah rakyat tanpa batas karena dalam jiwa mereka terdapat sejumlah doa dan harapan untuk Tanimbar dan untuk kalian yang empunya kewenangan.Gunakan kekuasaan dan karirmu untuk melayani tanpa merasa terbebani,tutup Piter (AT/Team).