AMBON, Ambontoday.com -Di usia yang ke-7 tepat pada tanggal 22 November 2018, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku lebih berbenah diri. Pernyataan ini disampaikan Oleh Kepala OJK Provinsi Maluku, Bambang Hermanto kepada media di ruang kerjanya, Rabu (21/11/2018).
Ia mengakui, hampir 4 tahun kehadiran OJK di Maluku sejak 2014 lalu, banyak hal yang perlu dibenahi dari sisi kuantitas, SDM maupun kemampuan dalam melakukan pengawasan terhadap Lembaga Jasa keuangan.
“SDM didaerah adalah mereka yang berkecimpun dalam dunia perbankan. Sementara kenyataannya di Maluku saat ini bukan hanya perbankan saja, melainkan ada sektor jasa keuangan lainnya seperti, asuransi, lembaga pembiayaan, dana pensiun, pegadaian, BPJS dan nilainya. Itu yang harus terus kita tingkatkan, meskipun nantinya akan ada pendelegasian wewenang pengawasan industri non bank.
Untuk itu, pihaknya perlu memampukan diri dalam hal eksistensi diri mendekatkan diri dengan Pemerintah daerah, dengan memiliki program yang melibatkan Pemda dalam hal ini TPAKD, diharapkan kerja sama ini dapat menyatukan industri jasa keuangan agar dapat berdiri menghadapi tantangan ke depan, demi tercapainya pertumbuhan ekonomi didaerah yang semakin baik.
“Masih banyak hal bagi OJK untuk lebih bermanfaat terutama dalam program-program yang berdampak langsung bagi masyarakat yakni terkait produk jasa keuangan diantaranya, produk Asuransi untuk mendukung program pemberdayaan masyarakat. Baik asuransi nelayan, petani padi, peternak sapi dan asuransi budidaya ikan agar masyarakat dapat meningkatkan kemampuannya sekaligus meningkatkan taraf hidup kesejahteraanya.
Selain itu, pihaknya juga sementara mengembangkan program berbasis syariah dilingkungan pesantren meskipun di Maluku belum terlaksana, mengingat jumlah pesantren di Maluku yang masih kurang. tetapi sedang diupayakan. agar masyarakat kecil dapat memperoleh sumber pembiayaan tanpa agunan dengan biaya margin relatif yang lebih murah yakni 3 persen.
“Kita ingin memberdayakan masyarakat yang ingin berusaha tetapi memiliki keterbatasan modal dan jaminan, kita bantu melalui Wakaf Mikro,”cetusnya
Dalam mendukung program pemerintah, pihaknya juga membantu mendorong penyaluran Kredit Usaha Rakyat ( KUR) akses keuangan yang lebih murah, pengembangan akses keuangan ke pelosok daerah melalui agen laku pandai.
Diera digital saat ini yakni perkembangan revolusi 4.0 lanjut Hermanto, OJK memiliki tantangan dimana semua hal dilakukan dengan teknologi, mau tidak mau sudah harus mempersiapkan diri, baik regulator maupun industri keuangan.
”Saat ini sudah mulai bermunculan finansial teknologi (Fintek) cukup diakses melalui komputer, pekerjaan terbesar kita adalah agar tidak mengganggu stabilitas sistem keuangan dan industri jasa keuangan saat ini. Salah satu langkah adalah dengan melakukan sinergitas melalui cara yang saling menguntungkan, agar tumbuh dan berkembang secara bersamaan,” tandasnya. (AT-009)