DLH Provinsi Maluku Rencanakan Penanganan Kandungan Minyak di Lokasi Tanaman Mangrove

Before content

Ambontoday.com, Ambon.- Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Maluku, Drs.Roy Siauta,M.Si kepada wartawan di ruang kerjanya Senin 6 Maret 2023 menyampaikan, terkait kerusakan tanaman Mangrove di pantai Desa Poka Tepatnya di lokasi PLN, telah dilakukan rapat bersama Komisi 3 DPRD Kota Ambon bersama BRIN, PLN dan IKAPATI dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Ambon untuk merencanakan kegiatan penanganan selanjutnya.

Menurutnya, sesuai hasil uji Laboratorium tahun 2022, lokasi penanaman Mangrove tersebut mengandung minyak yang terdapat di lapisan sedimen paling bawah bersama lumpur sehingga perlu ada kajian mendalam sebelum mengambil langkah selanjutnya.

“Jadi sesuai rapat dengan DPRD maka langkah yang kita ambil yakni melakukan Bhakti bersama untuk pembersihan material sampah yang mengendap di lokasi, kemudian melakukan pemasangan jaring di sekitar lokasi.

Pemasangan jaring ini untuk mencegah sampah yang masuk ke lokasi lalu mengendap di lumpur. Nah sekarang yang masih menjadi kendala adalah bagaimana kita mengatasi kandungan minyak di dasar sedimen sebelum dilakukan penanaman kembali,” jelas Siauta.

Dirinya menyampaikan, lokasi kandungan minyak di dasar sedimen ini berbentuk cekungan, dimana kandungan minyak itu berada di bagian dasar paling bawah sehingga kalau tanaman Mangrove yg baru tumbuh itu akarnya belum menyentuh dasar jadi terlihat baik-baik saja.

“Jadi ternyata bentuk sedimen itu berupa cekungan dengan kandungan minyak berada di dasar sedimen. Makanya kalau tanaman Mangrove yang baru tumbuh itu terlihat sehat saja karena akarnya belum sampai ke lapisan dasar. Tetapi kalau tanamannya semakin besar otomatis akarnya juga semakin jauh masuk ke dasar sedimen.

Saat akar tanaman Mangrove itu sampai ke dasar sedimen dan bertemu kandungan minyak di sana, maka secara perlahan tanaman itu akan mati dan mengering,” papar Kadis.

Baca Juga  Pemberhentian Sementara Vaksin Astra Senevac Dinkes diminta Koordinasi

Untuk itu, lanjut Kadis, saat ini baik Dinas Lingkungan Hidup, BRIN, Organisasi Ikapati, PLN dan lainnya tengah memikirkan cara bagaimana agar kandungan minyak di dasar sedimen itu tidak terpusat melainkan ada sirkulasi air yang keluar masuk cekungan itu supaya kandungan minyak tidak terkonsentrasi di sana.

“Kami tengah berpikir bagaimana cara untuk membuat beberapa saluran yang masuk langsung ke dasar sedimen agar ada sirkulasi air yang masuk supaya kandungan minyak tidak terkonsentrasi di sana.

Upaya ini sedang direncanakan hanya saja kita Dinas Lingkungan Hidup terkendala ketersediaan anggaran karena rencana ini butuh anggaran yang besar dari semua pihak, bahkan pihak PLN juga sudah siap membantu,” ungkap Roy.