Dorong Rekonsiliasi dengan Fatah, JK Bertemu Pemimpin Tertinggi Hamas di Qatar

Before content
Ketua DMI sekaligus Wapres ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla bertemu Pemimpin Tertinggi Hamas Ismail Haniye. Foto: Tim Media Jusuf Kalla© Disediakan oleh Kumparan

Ambontoday.com, Pada Jumat, 7 Juli, Wakil Presiden RI Yusuf Kalla (JK) bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Hamas Ismail Haniyeh. Pertemuan tersebut berlangsung di Doha, Qatar. Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima, pertemuan tersebut berlangsung selama 2 jam.

Apa yang dibicarakan? Keduanya tampak membahas perang dan kekerasan di Jalur Gaza. Keduanya sepakat, demi kemanusiaan, hal ini harus segera diakhiri. JK meminta Ismail Haniye secepatnya berdamai dan berintegrasi dengan kelompok Fatah. Kali ini dari JK ke dr.

Minggu (5/5) Bassem Naim di Kuala Lumpur, Malaysia. “Saya bilang iya, sebaiknya berdamai antara Palestina, Hamas, dan Fatah, tentu kita upayakan, kita sudah bicara dengan Pak Anwar (Perdana Menteri Malaysia Ibrahim), kita dorong.

JK, Selasa (7/5) Grand Sahid di Jakarta, Jaya “Saya tidak khawatir dengan seluruh Indonesia dan Malaysia” usai menghadiri acara halalbihalal MUI 1445 H di Hotel dan Fatah Hamas yang berkuasa di Gaza. Sedangkan Fatah menguasai Tepi Barat melalui Otoritas Palestina. Hamas telah berkuasa di Gaza sejak 2007 karena perjuangan keras melawan Fatah. Sementara itu, Tiongkok dengan tegas menyerukan gencatan senjata sejak Israel melancarkan serangan ke Gaza pada Oktober 2023. Terlebih lagi, Tiongkok sangat mendukung pemberlakuan darurat militer.

Hamas dan Fatah juga dikabarkan telah bertemu di China pada April lalu. Pada hari Selasa, 30 April, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian mengatakan: “Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Fatah), kelompok oposisi dan negara ISIS (Hamas) di Palestina tiba di Beijing. ” Dia melanjutkan: “Kedua belah pihak telah dengan jelas menunjukkan kemauan politik mereka untuk mencapai konsensus dan mendiskusikan isu-isu dan perkembangan tertentu melalui dialog dan pertemuan.”

Baca Juga  Sekjen NATO Sebut China Ancaman bagi Stabilitas Eropa