Ambontoday.com, Ambon.- Ekspor komoditi perikanan Maluku semester pertama sejak Januari hingga Juni 2023 terjadi peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan data Year on year tahun 2022 terjadi peningkatan sebesar 79,56%.
Demikian disampaikan Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Hasil Perikanan (BKIPM) Ambon, M. Hatta Arisandi kepada media Ambontoday.com, Senin 31 Juli 2023.
Menurutnya, untuk semester pertama per Januari – Juni 2023, Nilai Ekspor Komoditi Perikanan Maluku sebesar USD 34.549.944, jika dibandingkan dengan semester pertama pada 2022 yang hanya sebesar USD 19.241.247.
“Jadi ada peningkatan Ekspor komoditi perikanan Maluku semester pertama antara bulan Januari sampai Juni 2023 itu nilainya sebesar USD 34.549.944, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 nilainya sebesar USD 19.241.247.
Untuk volume ekspor di BKIPM Ambon ini dibagi menjadi dua yakni komoditi hidup dan non hidup. Untuk komoditi hidup itu seperti jeis Ikan Kerapu, Kepiting Bakau, Lobster dan jenis ikan lainnya seperti Raja Bauk, Kerapu Sunuk, Kerapu Macan pada ekspor semester pertama tahun 2023 ini sebanyak 177.362 ekor.
Jika dibandingkan dengan tahun 2022 untuk semester pertama ada peningkatan yang signifikan sebesar 66.441 ekor maka terjadi peningkatan sebesar 75,69 persen,” jelas Arisandi.
Menurutnya, untuk komoditi non hidup di dominasi oleh Udang Fanamey itu sebesar 6.595.325 kgm, ini juga terjadi peningkatan yang signifikan di bandingkan dengan tahun 2022 sebanyak 2.597.596 maka terjadi peningkatan sebesar 153,90%.
“Tercatat ada sebanyak 13 negara tujuan ekspor yakni Cina, USA, Jepang, Hongkong, Vietnam, Australia, Malaysia, Thailand, Singapore, Netherland, Philipines, Canada, dan Korea Selatan.
Diantara 13 negara ini, terdapat 5 negara terbesar tujuan ekspor perikanan Maluku yakni, China, USA, Jepang, Hongkong dan Vietnam.
Ekspor komoditi perikanan Maluku periode Januari hingga Juni 2023 didominasi oleh Udang Vanamei, Ikan Tuna, Live Grouper dan Kepiting Bakau.
Peningkatan ekspor perikanan maluku ini adalah potensi untuk kita membuat atau merancang daerah cold eksplor dari Ambon ke Narita sehingga biaya logistik yang selama ini menjadi kendala bagi pelaku usaha dan nelayan bisa ditekan sehingga daya saing produk yang kita hasilkan,” ungkap Hatta.
Dikatakan, dengan biaya logistik yang terjangkau maka arus lalulintas barang itu bisa semakin lancar dan tentu akan mendukung peningkatan produktifitas dari masing-masing pelaku usaha yang ada di Maluku.
Hatta menjelaskan, kalau dilihat dari volume untuk jalur ekspor sendiri rata-rata kebanyakan melalui pelabuhan laut, sementara yang lewat bandara itu kebanyakan komoditi hidup dan masih segar dikarenakan untuk sampai ke daerah tujuan ekspor itu membutuhkan waktu yang cepat.
“Kebanyakan jalur ekpsor produk perikanan ini melalui jalur laut, sementara untuk jalur penerbangan itu rata-rata untuk komoditas yang masih hidup dan segar karena dibutuhkan waktu yang cepat untuk sampai ke tujuan.
Sementara terkait dengan arus perjalanan ekspor sendiri sudah banyak yang langsung dari Maluku menuju negara tujuan. Memang ada beberapa yang masih melalui pelabuhan Surabaya atau Jakarta itu biasanya di ekspor dari pelabuhan Dobo atau Tual,” kata Kepala Balai KIPM.
Sementara ditanya terkait adanya komplain dari negara tujuan ekspor terhadap hasil perikanan Maluku yang di ekspor, menurut Arisandi, sejauh ini tidak ada.
“Sejauh ini belum ada komplain dari negara tujuan ekspor terhadap mutu perikanan Maluku, karena di seluruh unit pengolahan ikan yang melakukan kegiatan ekspor itu sudah diberikan jaminan sertifikasi Hazard analisis critical control point (HACCP), dimana masing-masing unit pengolahan ikan itu menerapkan sistem managemen mutu terpadu.
Untuk itu, kita menjamin bahwa produk perikanan itu sudah terjamin dari sisi mutu, karena dari BKIPM Ambon itu rutin melakukan survey surfailens terkait konsistensi sistem jaminan mutu tersebut, sehingga tiga tahun terakhir ini tidak ada komplain atau penolakan hasil ekspor perikanan maluku oleh negara tujuan,” paparnya.
Hatta berharap, momentum peningkatan ekspor perikanan Maluku ini adalah sebuah kelahiran baru bagi iklim ekspor perikanan Maluku, sehingga semua instansi terkait baik pemerintah maupun pelaku usaha mulai daru Pusat sampai daerah harus mendukung kelancaran ekspor perikanan di Maluku.
“Siapapun instansinya, sekecil apapun perannya, mari sama-sama kita mendukung percepatan dan peningkatan ekspor perikanan maluku. Hambatan-hambatan yang masih ada harus dijadikan evaluasi dan solusi, serta ada jaminan kemanan berusaha, jaminan kemudahan berusaha, sehingga dengan potensi perikanan maluku yang sangat besar bisa terkelola dan termanfaat dengan lebih baik,” tutup Arisandi.
0.5