
Francesco Acerb Melawan Kanker Hingga Pahlawannya Inter Milan, Francesco Acerbi berperan sebagai salah satu kunci utama dalam kesuksesan Inter Milan mencapai babak final Liga Champions Eropa musim 2024/2025. Terutama di pertandingan tersebut, ia menunjukkan perannya yang signifikan.
leg kedua semi final melawan Barcelona, dia mencetak gol equalizer 3-3 untuk Inter Milan. Gol tersebut mendorong pertandingan ke babak tambahan. extra time dan akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor 4-3 di penghujung laga.
Di belakang performa cemerlangnya di tim Inter Milan, ternyata karier bek tersebut tidak semulus kelihatannya. Dia hampir pensiun saat merelakan ayahnya, penggemar setianya dalam dunia bola, meninggal sehingga menimbulkan masalah emosional seperti depresi dan kebiasaan minum-minuman keras. Kondisi ini bertambah buruk karena dia menderita kanker testis yang menghentikan perkembangan kariernya untuk sementara waktu.
Selanjutnya, mari kita bahas tentang cerita Acerbi yang bertransformasi dari seorang survivor kanker hingga akhirnya mampu bersinar sebagai pahlawa Inter Milan. Telusuri jejak karir serta kehidupannya di bawah ini.
1. Karir awal Francesco Acerbi tidak mudah dan ia sempat bermain di divisi yang lebih rendah dari liga.
Franscesco Acerbi memulai karir profesionalnya di divisi bawah sepak bola dengan tim Pavia. Ia belajar dan tumbuh sebagai pemain saat masih muda, tetapi hanya melakukan debut resmi pada tahun 2006. Selama empat musim bergabung dengan Pavia, dia berhasil mencatatkan penampilan sebanyak lima puluh pertandingan. Kemudian pada tahun 2010, ia hijrah menuju klub Reggina.
Dengan Reggina, Acerbi tampil gemilang saat tim bersaing di Serie B. Musim pertamanya, dia dipercaya untuk bertanding dalam 48 pertandingan. Performanya itu menarik minat Genoa yang kemudian mendapatkannya pada tahun 2011. Namun sebelum musim baru mulai, Acerbi malah dilepas ke Chievo Verona melalui sistem multi-kepemilikan. Bersama Chievo, dirinya berhasil mengemas 17 kali penampilan di ajang Serie A 2011/2012.
2. Kematian bapaknya menyebabkan Francesco Acerbi tergantung pada minuman keras dan merencanakan untuk pensiun.
Pada bulan Februari tahun 2012, Francesco Acerbi ditinggalkan oleh sang ayah akibat serangan strokanya. Di saat tersebut, dia mengalami masa paling rendah dalam perjalanannya. Walaupun AC Milan kemudian menandatangani kontrak dengan dirinya pada musim panas tahun 2012, kondisi tersebut tidak memberikan kenyamanan baginya dan bahkan membuat suasana menjadi semakin sulit.
Kedekatan hubungan Acerbi dengan bapaknya mendorongnya untuk mencari penghiburan melalui penyalahgunaan alkohol sampai akhirnya ia menjadi kecanduannya. Meskipun begitu, gaya hidupnya saat bermain untuk AC Milan belum cukup membantu dalam menyudahi kebiasaan negatif ini. Di suatu kesempatan wawancara, Acerbi mengungkap bahwa di klub tersebut dia merasakan rasa kemerdekaan serta seolah-olah tak dapat dikalahkan. Walaupun sering meminum alkohol, performanya di lapangan masih tetap prima.
Meskipun demikian, perlahan-lahan itu mulai menghancurkan karir Acerbi di San Siro. Kehilangan bapanya sungguh menjatuhkannya ke titik terendah dalam hidupnya sehingga ia bahkan mempertimbangkan untuk meninggalkan sepak bola. Akhirnya, dia hanya bertahan sekitar enam bulan di AC Milan. Dia tampil dalam 10 pertandingan pada separuh musim 2012/2013 dan kemudian dipindahkan ke Chievo pada awal tahun 2013.
“Aku menggunakan nomor punggong 13 yang dimiliki oleh Alessandro Nesta. Akan tetapi, aku cenderung lebih banyak berekreasi dibanding berlatih. Biasanya, aku minum hampir segala jenis alkohol dan bahkan telah mempertimbangkan untuk pensiun dari dunia sepak bola. Tetapi kemudian kanker datang dan menyelamatkan hidupku. Untuk hal itu, aku bersyukur pada Tuhan,” ungkap Acerbi, sebagaimana dilansir
The Guardian.
3. Setelah pindah ke Sassuolo, Francesco Acerbi menghadapi masa sulit akibat didiagnosis dengan kanker testis.
Franscesco Acerbi memulai babak baru di klub Sassuolo saat musim panas tahun 2013. Sayangnya, nasib kurang baik masih menghantui kehidupannya. Setelah meratapi kepindahan sang bapak, kini giliran Acerbi yang harus bertarung melawan penyakit; dia dinyatakan positif memiliki tumor testis usai menjalani serangkaian tes medis.
Acerbi seolah-olah diberkahi saat menghadapi situasi itu. Dia bermimpi di siang bolong dan berkata bahwa sang ayah muncul dalam impiannya. Menurut penjelasannya, mimpi itu memberinya dorongan untuk terus meningkatkan diri menjadi lebih baik lagi.
“Pada waktu itu, saya tidak merasakan ketakutan apapun. Hanya saja, saya penasaran kenapa kanker tidak membuat saya berubah. Lalu, pada suatu hari Minggu ketika sedang tidur siang, saya bermimpi aneh dimana rasanya ayah saya dan Tuhan seolah menjadi satu orang, mendorong saya untuk memperbaiki diri. Di dalam mimpi tersebut, saya meneteskan air mata dan sadar bahwa kanker memberikan saya peluang baru. Kini, saya punya alasan lain untuk terus melawan,” jelas Acerbi, demikian dilansir. The Guardian.
4. Upaya Francesco Acerbi Melawan Kanker Testis
Setelah menerima diagnosis kanker testis, Francesco Acerbi mengikuti sejumlah prosedur bedah untuk menyingkirkan tumor tersebut. Dia kemudian melakukan rehabilitasi selama sekitar 3 bulan sampai akhirnya dinyatakan fit dan dapat bertanding kembali pada musim 2013/2014. Usai sembuh total, dia memainkan 13 pertandingan dengan klub Sassuolo di Liga Seri A Italia.
Pada bulan Desember tahun 2013, Acerbi harus menghadapi uji narkoba usai pertandingan dan hasilnya positif. Dia diduga telah memakai zat-zat terlarang guna meningkatkan kinerjanya. Akan tetapi, dia membantah klaim itu dengan alasan bahwa kondisi tersebut mungkin disebabkan oleh obat-obatan yang diminumnya pasca operasi. Walau bagaimana pun, Acerbi tetap dihukum karena pelanggaran pada saat pengujian tersebut.
Pada pengujian yang dijalankan itu, Acerbi terbukti positif mengandung human chorionic gonadotropin (hCG) dalam dosis tinggi. Hormon ini seringkali dipakai secara tidak sah oleh para atlit dengan tujuan meningkatkan kadar testosteron yang penting untuk kinerja mereka saat bertanding.
Tindakan medis lebih lanjut dijalani oleh Acerbi setelah itu. Tetapi, berita yang memprihatinkan ialah bahwa tumor pada testisnya muncul lagi dan sudah berkembangan menjadi kanker. Tentunya ini merupakan pukulan keras bagi Acerbi yang tengah menjalani fase pemulihan. Meski begitu, dia tak kehilangan semangat dan terus berjuang melawan kanker testis yang dialaminya.
Selama periode 6 bulan, Acerbi diharuskan mengikuti terapi kemoterapi guna proses penyembuhan. Ini tentu saja menyebabkannya absen dalam jangka waktu lama serta tak dapat berlatih lagi. Untuk beberapa atlit, situasi seperti itu mungkin merujuk pada titik penghentian karier mereka. Akan tetapi, pemain asal Vizzolo Predabissi tersebut tidak mau menyerah. Setelah melalui pertarungan yang cukup keras, Acerbi berhasil sembuh dari kanker testis dan telah pulih sepenuhnya pada Bulan Mei tahun 2014.
5. Gaya hidup yang terus berkembang, pilihan karir baru, dan saat ini dia telah mencapai babak final Liga Champions sekali lagi bersama Inter Milan.
Franscesco Acerbi tampil sebagai orang baru usai sembuh dari penyakit kankernya. Hidup barunya dimulai dengan meninggalkan kebiasaan negatifnya. Dia berhenti minum alkohol mulai saat itu. Diet yang sangat bergizi pun turut membantu peningkatan performanya di lapangan.
Berkat penampilannya bersama Sassuolo dan Lazio, Acerbi berhasil meraih catatan luar biasa dengan terlibat dalam 149 pertandingan berturut-turut mulai Oktober 2015 sampai Januari 2019. Dalam kurun waktu yang melebihi tiga tahun tersebut, dia tidak pernah mengalami cidera atau diskualifikasi serta selalu menjaga kondisi fisiknya tetap prima.
Setelah pengalaman tersebut, Acerbi turut membantu kesuksesan tim nasional sepak bola Italia meraih gelar juara di Piala Eropa 2020. Walaupun sebelumnya sempat mendapat sanksi dari FIGC akibat kasus pelanggaran doping pada tahun 2013, dia kemudian kembali dan mempersembahkan prestasinya untuk pasukan Gli Azzurri ini yang merupakan capaian luar biasa bagi dirinya.
Di tahun 2022, Simone Inzaghi memintanya untuk bergabung kembali. Sesudah kerja samanya di Lazio, mereka berdua melanjutkan kolaborasi di Inter Milan. Musim pertamanya bersama tim tersebut, dia membantu Inter Milan mencapai babak final Liga Champions. Namun sayang, Inter Milan gagal menjadi pemenang setelah dikalahkan oleh Manchester City dengan skor tipis 0-1.
Francesco Acerbi Menjadi pusat perhatian bagi Inter Milan setelah timnya kembali tampil di partai final Liga Champions. Performanya yang stabil membuat pemain berusia 37 tahun itu bakal jadi fondasi dalam lini belakang klub tersebut. Saat ini ia memiliki kesempatan untuk merengkuh tropi besar bersama Inter Milan.