Gula mana Yang Lebih Sehat: Laktosa atau Sukrosa?

Banner Between Post 400x130

Ambontoday.com, JAKARTA – Sebagai sebuah kontributor utama gula , laktosa ataupun sukrosa seringkali ditemui dalam berbagai jenis makanan. Antara kedua zat itu, manakah yang lebih unggul? Dilansir dari healthline.com, Gula adalah sumber utama energi untuk tubuh manusia, namun tiap tipe gula mempunyai pengaruh berbeda pada kondisi kesehatan kita.

Dua tipe gula yang sering dibanding-bandingkan yaitu laktosa dan sukrosa. Padahal meski keduanya menawarkan asupan kalori dengan kadar yang sama, tetapi ternyata ada variasi cukup besar pada proses pencernaan oleh tubuh beserta efek-efeknya bagi kondisi fisik secara umum.

Laktosa: Sweetener Alam pada Susu

Menurut medicaldaily.com, laktosa merupakan jenis disakarida yang tersusun atas dua monosakarida yakni glukosa dan galaktosa.

Gula ini terdapat secara natural di dalam susu serta produk turunannya. Laktosa mempunyai indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan dengan sukrosa, yakni antara 46 sampai 65, artinya laktosa mengakibatkan kenaikan tingkat glukosa darah yang lebih perlahan dan stabil.

Hal ini menjadikan laktosa pilihan yang lebih baik bagi penderita diabetes atau mereka yang ingin mengontrol kadar gula darahnya.

Di samping itu, laktosa juga memberikan manfaat kesehatan tambahan. Laktosa bisa membantu dalam menaikkan penyerapan mineral-mineral vital seperti kalsium, magnesium, serta zinc, yang sangat diperlukan untuk kebugaran tulang dan berbagai proses fisiologis di dalam tubuh.

Laktosa memiliki peran pula sebagai prebiotik, mempromosikan perkembangan mikroorganisme menguntungkan seperti bifidobacteria dan lactobacilli dalam saluran cerna, sehingga membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan.

Sukrose: Gula Rumah Tangga yang Sering Digunakan

Sukrose, yang umumnya dikenal sebagai gula pasir, merupakan sejenis disakarida yang tersusun atas molekul glukosa dan fruktosa. Zat gula ini sering kali dijumpai pada berbagai jenis makanan hasil pengolahan serta minuman manis.

Baca Juga  Resep Sup Gandum Hitam untuk Paskah ala Polandia

Sukrosa mempunyai indeks glikemik di atas 68 sampai 92, sehingga bisa menimbulkan kenaikan glukosa dalam darah dengan sangat cepat. Mengonsumsi sukrOSA secara berlebihan dapat mengakibatkAN peningkatan resiko obESITAS, DIABETES TIPE 2, DAN PENYAKIT JANTUNG.

Di samping itu, sukrosa bisa memicu masalah pada kesehatan gigi. Bakteri dalam rongga mulut akan mengubah sukrosa menjadi zat asam yang mampu menimbulkan kerusakan pada lapisan enamel gigi, sehingga meningkatkan kemungkinan timbulnya lubang pada gigi.

Mana yang Lebih Baik?

Umumnya, laktosa dipandang sebagai pilihan lebih unggul dibandingkan sukrosa, terlebih untuk orang-orang yang memperhatikan kesejahteraan tubuh dalam jangka waktu lama. Laktosa menyediakan tenaga secara bertahap, membantu menjaga sistem pencernaan tetap sehat, serta berpengaruh minimal pada tingkat glukosa darah.

Tetapi, perlu ditekankan bahwa sebagian orang memiliki ketidak toleranan terhadap laktosa, yang bisa memicu masalah pada sistem pencernaan seperti bengkak perut dan diare. Pada situasi tersebut, mengonsumsi produk susu dengan kadar laktosa rendah atau pilihan pengganti tanpa susu mungkin akan lebih cocok.

Pada saat bersamaan, sukrosa mungkin menyajikan rasa manis yang digemari kebanyakan orang, namun harus di konsumsi secara hati-hati. Mengkonsumsinya dalam jumlah besar bisa menambah resiko beberapa jenis gangguan kesehatan.

Menentukan pilihan di antara laktosa dan sukrosa bergantung pada status kesehatan masing-masing orang serta keperluan nutrisinya. Umumnya, laktosa memberikan berbagai manfaat bagi tubuh dengan pengaruh minimal terhadap tingkat glukosa dalam darah.

Tetapi, perlu diingat untuk mengambil pertimbangan tentang ketahanan tubuh terhadap laktosa dan pilihlah sumber gula yang cocok dengan keperluan serta situasi kesehatan Anda.

(Mianda Florentina)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan