Industri Otomotif 2025: Menghadapi Tantangan Pemulihan

Spread the love

Industri otomotif di Indonesia memulai tahun 2025 dengan berbagai tantangan. Menurut laporan terkini GAIKINDO atau Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, jumlah kendaraan yang didistribusikan oleh produsen kepada dealer (wholesales) untuk bulan Maret mencapai angka 70.892 unit. Angka ini mewakili penurunan sekitar 5,1% jika dibandingkan dengan data serupa pada tahun sebelumnya serta merosot 2% bila dibandingkan dengan kondisi satu bulan sebelumnya.

dikutip dari PR TANGERANG Penjualan ritel juga menunjukkan penurunan mirip, dengan angka 76.582 unit, berkurang sebesar 6,8% jika dibandingkan tahun lalu. Akan tetapi, hal ini disertai kenaikan sebesar 9,6% dari bulan Februari, yang mencerminkan adanya pergeseran dalam pola permintaan oleh para konsumen.

Secara umum, kinerja sektor otomotif di triwulan pertama tahun 2025 belum mencapai level yang sama seperti tahun sebelumnya. Penjualan grosir berkurang sebanyak 4,7%, dan penjualan eceran bahkan menurun lebih signifikan hingga 8,9%. Meskipun begitu, GAIKINDO tetap optimistis dan menjaga perkiraan total penjualan domestik sepanjang tahun ini menjadi 900.000 unit, angka tersebut masih melebihi hasil tahun kemarin.

BRI Finance Perkokoh Rencana Strategis Seiring Dengan Arus Pasar

Dalam situasi menantang industri otomotif, PT BRI Multifinance Indonesia (BriFinance) tetap mengadopsi sejumlah strategi pendanaan yang unggul. Berbekal dukungan dari entitas induknya, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, BriFinance melaksanakan proses transformasi digital dengan konsep utama yakni pasar khusus BRI. Lewat program kerjasama antar lembaga keuangan serta manfaatkan jaringan pelanggan bank BRI, perusahaan ini bertujuan untuk meningkatkan kesempatan mendapatkan fasilitas finansial secara lebih efisien dan dapat dipercaya bagi para pengguna layanan mereka.

Direktur Utama BRI Finance, Wahyudi Darmawan, menyatakan bahwa kolaborasi erat dengan Bank BRI merupakan prioritas dalam proses transformatif ini. Menurutnya, “Kami yakin pendekatan ini bakal berkontribusi secara signifikan terhadap perkembangan perusahaan, walaupun ada sedikit penurunan sebesar 5,4% pada porsi pinjaman untuk mobil bekas di semester awal tahun 2025.”

Baca Juga  Properti Mulai Bangkit: Analisis Saham Unggulan SMRA, BSDE, CTRA, dan PWON

Promo Khusus: Pendanaan yang Lentur dan Hemat

Untuk membantu membangkitkan sektor otomotif dan menyediakan kemudahan dalam hal pembiayaan untuk publik, BRI Finance menghadirkan beberapa paket promosi menarik. Bagi mereka yang ingin melakukan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) untuk kendaraan roda empat baru, perseroan menawarkan tingkat suku bunga mulai dari nol persen kepada pelanggan setia BRI dengan periode pinjaman antara 6 sampai 12 bulan. Di sisi lain, untuk pengajuan kredit pada mobil second akan ada biaya bunga minimal 0,66% tiap bulannya, sedangkan untuk layanan kredit sepeda motor memiliki tarif bunga sebesar 0,7% per bulan.

Selain itu, BRI Finance menawarkan pilihan pembiayaan uang tunai lewat skema BRI Flash. Melalui program ini, para nasabah berkesempatan mendapatkan cairan sebesar 90% dari harga mobil mereka dengan suku bunga dimulai dari 0,72% setiap bulannya, asalkan menggunakan jaminan BPKB kendaraan.

Wahyudi menyatakan, “Kami melihat strategi pasar terkunci ini sebagai kesempatan luar biasa untuk mendukung pertumbuhan yang stabil dan jangka panjang. Dengan peningkatan kemudahan akses pembiayaan yang kami sediakan, diharapkan nasabah bisa menjadi lebih lentur dalam mengakomodasi keperluannya.”

Berita Terkini