Ambon, Ambontoday.com -Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2018 terkendali dan berada dalam sasaran inflasi 4,0%±1% (yoy) di Provinsi Maluku. Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi Maluku, Bambang Pramasudi dalam rilisnya, Jumat (3/8/2018).
Menurutnya, IHK Provinsi Maluku pada Juli 2018 tercatat mengalami deflasi sebesar 1,26% (month to month/mtm), dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
“Perkembangan positif ini sejalan dengan pola musiman berakhirnya perayaan Idul Fitri. Perlambatan inflasi IHK terutama didorong oleh deflasi kelompok bahan makanan (volatile food),” ujarnya.
Dikatakan, IHK pada Juli 2018 sejalan dengan rata-rata IHK Provinsi Maluku pada periode pasca-Idul Fitri dalam lima tahun terakhir yang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,68% (mtm). Sampai dengan bulan Juli, inflasi IHK tercatat 1,21% (ytd) atau secara tahunan mengalami deflasi sebesar 2,34% (yoy), lebih rendah dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,11% (yoy).
Melambatnya tekanan inflasi Provinsi Maluku pada Juli 2018 utamanya karena rendahnya inflasi kelompok bahan makanan. Kelompok bahan makanan (volatile food) Provinsi Maluku pada Juli 2018 mengalami deflasi sebesar 3,98% (mtm), atau lebih rendah dibandingkan dengan inflasi volatile food pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,99% (mtm).
Selain itu, melimpahnya stok ikan segar dan bumbu-bumbuan serta memasuki musim panen komoditas sayur-sayuran, juga menjadi faktor pendukung rendahnya tekanan inflasi pada komponen volatile food. Secara tahunan, komponen volatile food Provinsi Maluku tercatat mengalami deflasi sebesar 9,92% (yoy), atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat mengalami deflasi sebesar 1,64% (yoy).
Kelompok komoditas yang harganya diatur pemerintah (administered prices) pada Juli 2018 juga tercatat mengalami deflasi seiring dengan koreksi subkelompok transpor pasca-Idul Fitri. Deflasi kelompok administered prices pada Juli 2018 tercatat sebesar 3,23% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat mengalami inflasi sebesar 3,69% (mtm).
Penurunan tekanan inflasi pada kelompok administered prices didorong oleh menurunnya tekanan inflasi pada tiket angkutan udara, seiring koreksi harga tiket angkutan udara pasca-Idul Fitri dan berakhirnya periode libur sekolah.
Secara tahunan, komponen administered prices tercatat deflasi sebesar 5,89% (yoy), atau lebih rendah dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 3,89% (yoy).
Kelompok inflasi inti tetap stabil dan berada pada level yang rendah sehingga mendukung terkendalinya inflasi IHK. Inflasi komponen inti pada Juli 2018 tercatat sebesar 0,71% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Relatif terjaganya inflasi komponen inti pada Juli 2018 didorong oleh rendahnya harga pada komoditas kelompok sandang dan subkelompok ikan diawetkan.
“Namun penurunan tersebut tertahan oleh mulai meningkatnya tekanan inflasi pada kelompok pendidikan. Terkendalinya inflasi inti hingga Juli 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi. Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 2,71% (yoy), sedikit lebih tinggi dari bulan lalu sebesar 2,14% (yoy),” terangnya.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku senantiasa akan berkoordinasi dan bersinergi dengan seluruh SKPD Pemerintah Provinsi Maluku, TPID Provinsi Maluku, TPID Kota/Kabupaten se-Maluku, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Satgas Pangan dan pihak terkait lainnya untuk melaksanakan program dan strategi pengendalian inflasi di Maluku, sehingga tetap terjaga pada level yang rendah dan stabil. (AT – 011).