Kampanye Di Atubul, Fenanlampir Sebut Hukum Duan Lolat Rusak Karena Politik Uang

Banner Between Post 400x130

Saumlaki, ambontoday.com – Ketua Relawan Boy Uwuratuw (RBU) Oce Fenanlampir sebut tatanan adat dan hukum adat duan Lolat rusak akibat politik uang yang dimainkan pelaku pelaku politik di Tanimbar.

Gegara uang menurutnya, Saudara yang sementara bertarung di pemilihan legislatif  maupun Pemilihan Kepala Daerah harus menerima nasib karena uang lebih penting dari saudara, uang lebih penting dari adik dan kakak, uang lebih penting dari persaudaraan.

Hal itu disampaikan Fenanlampir dalam orasi politiknya saat Kampanye Paslon nomor urut 4 di Desa Atubul Raya (Atubul dol dan Atubul da- red), Jumat (11/10).

“Bapak ibu simpatisan dan pendukung Boy – Poli Tatanan adat, Hukum Duan Lolat yang ada di Tanimbar ini hancur karena uang yang kita terima, padahal ada katong punya saudara yang maju, katong punya Kakak maju dan katong Pung saudara saudara maju tetapi kita tinggalkan mereka, kita lari dari mereka dan kita khianati mereka hanya demi Rp.200 ribu yang telah dijanjikan.

Untuk itu saya ingatkan Bapak dan ibu bahwa berhenti sekarang dari politik uang, sebab dengan uang katong orang saudara tidak saling mengenal kita saling melupakan hanya karena uang tadi atau Rijal tadi,” Tegas Fenanlampir

Lebih lanjut jelas Fenanlampir,  Pileg sebelumnya Masyarakat Tanimbar masuk penjara karena 100 ribu rupiah sehingga dirinya mengingatkan Masyarakat untuk hindari politik uang.

“Pada Pemilihan Legislatif  sebelumnya masyarakat kita, Saudara kita, adik dan kakak kita masuk penjara hanya karena 100 ribu. Apakah kita juga mau hanya karena 100 ribu kita masuk penjara?.

Untuk itu sekali lagi kita ingatkan untuk tidak melakukan politik uang sebab ada penjara yang menanti disana,” tandas Fenanlampir

Baca Juga  Petrus Fatlolon Mengakui Tak Ada Uang Mengalir ke-Lembaga DPRD KKT

Ditempat yang sama,  Calon Wakil Bupati nomor urut 4, Polikarpus Lalamafu menyentil pernyataan salah satu Paslon yang menjunjung tinggi satu ras yang kemudian menjatuhkannya harga diri orang Tanimbar adalah Kejahatan Politik Paling besar.

“Berkampanye dengan menggunakan salah satu Ras atau etnis di Tanimbar merupakan kejahatan politik paling besar. Mestinya Paslon tertentu ketika berkampanye harus fokus ke visi dan misi bukan malah menjatuhkan dan menggadaikan harga diri orang Tanimbar dengan menyebutkan beli beras, beli garam, beli lipstik beli di Cina, apakah orang Tanimbar tidak mampu menjual garam, beras dan lain lainnya ??

Tanpa sadar menjatuhkan harkat dan martabat orang Tanimbar di level yang paling bawah,” ujarnya kepada warga masyarakat dan simpatisan Boy – Poli di Atubul.

Senada dengan itu, Calon Bupati Nomor urut 4 dr. Julianus Aboyaman Uwuratuw mengingatkan masyarakat agar jangan memilih pemimpin yang telah menggadaikan harga diri orang Tanimbar.

“Untuk tim Boy – Poli saya larang dan tegas mengatakan jangan menyentil ras lain. Namun mereka sendiri yang telah memulainya.

Saya hidup berdampingan dengan beberapa pengusaha top di Tanimbar tetapi belum pernah mendengar mereka membanggakan diri bahwa saya ras a dan b. Para pengusaha itu punya attitude yang baik bukan sama seperti orang Tanimbar yang malah menjatuhkan derajat orang Tanimbar.

Bagi saya ini penghinaan besar terhadap kita orang Tanimbar,” ujar Uwuratuw

Masuk ke Visi – Misi, dr Spesialis beda yang merupakan anak asli Negeri Onjout dan putra asli Tanimbar itu menyebutkan kedepan dirinya bersama sang wakil akan membawa perubahan bagi Tanimbar.

Tak tanggung tanggung dirinya memastikan tenaga dr dan Guru serta pertumbuhan ekonom masyarakat akan lebih maju dan berkembang.

Baca Juga  KPU BurseL Luncurkan Tahapan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati BurseL 2024

“Ketika Tuhan dan leluhur berkehendak Boy – Poli jadi maka kami pastikan 1 desa akan diisi satu dokter. Untuk puskesmas tertentu akan diisi 2 dokter. Begitu juga dengan tenaga guru, akan ada pemerataan di semua sekolah yang ada di tanimbar.

Banyak sarjana pendidikan dan kesehatan nganggur, padahal mereka harus diberdayakan. pemerintah punya uang yang bersumber dari APBD untuk pendidikan sebanyak 20 persen dan kesehatan sebanyak 10 persen belum maksimal dipergunakan.

Kesehatan baru diangka 5 persen begitupun pendidikan. Padahal jika uang ini dipergunakan baik para sarjana kita tidak akan nganggur begitu saja.

Anggaran Pendidikan dan Kesehatan itu adalah uang Daerah bukan uang pribadi, namun yang terjadi lebih banyak masuk ke kantong pribadi ketimbang memperbaharui pendidikan kesehatan dan juga ekonomi di masyarakat.

Untuk itu ketika Boy – Poli jadi maka kita akan menggunakan Anggaran itu untuk kepentingan. Pendidikan, kesehatan dan juga pemberdayaan Masyarakat,” cetusnya (AT/RM)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan