Ambontoday.com – Kasus pencurian obat dari gudang farmasi milik Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan (Bursel) yang berkasnya telah dilimpahkan oleh Polres Buru Selatan, diduga telah di-Peti-eskan oleh Kejaksaan Negeri Buru.
Kepada media ini, salah seorang pegawai di Pemda Buru Selatan mempertanyakan kasus pencurian obat dari gudang farmasi milik Dinas Kesehatan yang sampai saat ini tidak ada kejelasan hukum.
Ia menduga kasus tersebut telah dihentikan penyelidikan atau SP3 oleh Kejaksaan Negeri Buru.
“Jangan-jangan kasus obat itu sudah dihentikan penyelidikan oleh jaksa,” ucap dia menduga-duga.
Kepala Kejaksaan Negeri Buru Adrianus Notanubun belum dapat dikonfirmasi terkait hal tersebut.
Diketahui, telah diberitakan kasus Pencurian Obat di Gudang Farmasi/Gudang Obat milik Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan yang hilang tanpa jejak sampai saat ini diduga fiktif. Harun Fattah selaku PPK adalah orang yang dianggap paling bertanggung jawab dalam pengadaan obat-obatan yang hilang itu.
Informasi tersebut di terima dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan.
“Yang paling bertanggung jawab obat-obatan itu PPK Harun Fattah,’ ujar sumber informasi dari Dinas Kesehatan kepada media ini saat berada di Kantor Bupati setempat, Senin 4/9/2023.
Diungkapkan sumber bahwa, pengadaan obat-obatan dengan nilai anggaran ratusan juta (Rp.108) oleh PPK Harun Fattah diduga fiktif. Dan salah satu pegawai honor yang adalah anak buah PPK yang bernama Is, sangat mengetahui, dan yang bersangkutan sampai saat ini belum di periksa dari polisi.
“Obat-obatan yang hilang atau pencurian obat-obat dari gudang obat itu diduga fiktif,” ungkap sumber.
Sumber menjelaskan, pengadaan obat-obatan oleh PPK senilai Rp.120 juta di datangkan oleh Harun Patta selaku PPK Dinas Kesehatan.
Jelas sumber lanjut, setelah obatnya tiba di Gudang Obat, dilakukan administrasi selesai seakan-akan pengadaan obat-obatan suda dilakukan pemeriksaan.
“Pemeriksaan dan pengecekan obat sudah selesai, obat-obat itu di kembalikan lagi,” ungkapnya.
Ditanya obat-obat tersebut di ambil dari mana dan dikembalikan kemana, sumber ini mengaku tidak mengetahuinya, katanya PPK Harun Pattah yang lebih mengetahuinya.
“Harun Pattah PPK lebih tahu dia ambil obat-obatan itu dari mana, PPK yang lebih bertanggungjawab kasus obat di gudang obat depan pasar Namrole itu,” jelas sumber.
Tandas sumber, pengadaan obat-obatan yang hilang dari Gudang Obat milik Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan itu diduga kuat hanya fiktif.
“Pihak polisi, polres Buru Selatan harus segerah tangkap PPK Harun Pattah dan tetapkan dia Harun Fattah sebagai tersangka,” tandas sumber.
Sumber mengaku sangat prihatin dengan persoalan obat-obat yang hilang dari gudang obat. Menurutnya, pengadaan obat-obatan itu untuk kebutuhan masyarakat Buru Selatan yang sakit.
Masih jelas sumber lagi, polisi sudah memeriksa banyak orang termasuk kepala gudang obat. Namun ada satu orang yang sampai saat ini belum di periksa yaitu anak buah Harun Fattah.
“PKK Harun Pattah, anak buahnya nama Is pegawai honor di Dinas Kesehatan sampai saat ini belum di periksa, anak buah Harun Fattah ini dia saksi kunci yang sangat mengetahui obat-obat itu, dia itu yang belum diperiksa sampai sekarang,” ungkap sumber.
Dikatakan sumber, anak buah PPK Harun Fattah ini menghilang sejak Kasus kehilangan obat-obatan dari gudang.
“Harun Pattah punya anak buah ini, pasti tahu dari mana obat-obat itu di ambil dan di kembalikan ke mana. Polisi harus tangkap dia dan periksa dia,” tandas sumber mengaku sangat prihatin.
Harun Pattah yang biasa di panggil Alho selaku PPK dikonfirmasi ke nomor WA-nya terkait kasus pencurian obat di gudang obat mengatakan kasus ini sudah di tangani oleh Polres Buru Selatan.
“maaf silahkan ke polres jua karna kasusx sdh d polres,” jawab Harun Pattah pada balasan pesan WA (WhatsAppbnya)
Ditanya lagi, kalau salah satu pegawai Honor di Dinkes atas Nama Is, apakah dia anak buahnya ?, jawabannya, “maaf bukan honor tapi pegawai sukarela,” jawab Harun Pattah.
Ada dugaan pengadaan obat itu fiktif, Harun Fattah persilahkan media ini scros chek ke salah satu wartawan biar tidak terjadi bias informasi dalam pemberitaan.
“croscek informasi dgn “wartawan” (nama dan nama media dirahasiakan) biar tdk terjadi bias informasi dalam pemberitaan,” ujar Harun Fattah pada balasan pesan WA-nya
Pada pemberitaan lain, Kapolres Buru Selatan AKBP M.Agung Gumilar diminta segerah menetapkan tersangka kasus pencurian obat dari Gudang Farmasi (Gudang Obat) milik Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan, yang mengalami kerugian uang negara ratusan juta rupiah. (Biro BurseL)
.