Markus Dianiaya Petugas Lapas Kelas II Saumlaki

Before content

Saumlaki, ambontoday.com – Tahanan Lapas kelas II Saumlaki Markus Limdityar dianiaya hingga babak belur oleh petugas, mengakibatkan keluarga berantem mulut dengan pihak petugas lapas karena keluarga merasa ditipu terkait dengan penganiayaan kepada anggota keluarga mereka di lapas.

Kronologi pemukulan terhadap Markus berawal dari handphone miliknya hilang setelah ia tidur, Karena merasa kehilangan Handphone itulah, ia bertanya ke seluruh rekannya yang satu ruangan dengan dia, namun tidak ada yang mengetahui atau mengaku, guna mendapatkan handphone miliknya, Markus menuju ke petugas untuk melaporkan kehilangan handphonenya.

“Adik kami melaporkan ke petugas karena handphone hilang saat dia tidur, namun tidak ada tanggapan dari petugas malah adik saya dihajar hingga babak belur oleh tiga petugas lapas, neraka yang lakukan penganiayaan itu adalah Acel, Etus dan Evan sesuai info yang kami keluarga dapat,” ujar Yuli Limdityar kepada Ambontoday.com Sabtu, (21/11) di desa lauran.

Dikatakan juga dari kondisi ini, pihaknya akan melaporkan ke jalur hukum, mengingat saudara kami bukan binatang sehingga dipukul seperti itu, apalagi tanpa kesalahan yang dilakukan yang merugikan orang lain yang ada di lapas atau Lapas sendiri.

“Kami keluarga akan laporkan mereka bertiga dan juga pihak lapas yang diduga sering menganiaya tahanan, perbuatan mereka sudah tidak manusiawi sehingga perlu diberikan tindakan,” ungkapnya

Kejadian tersebut secara tidak sengaja telah memberi jawaban bagi masyarakat bahwa kemungkinan besar ada dugaan penganiayaan yang lain yang sampai saat ini tidak terungkap akibat lapas memiliki lingkungan yang dililit tembok yang secara otomatis pandangan mata Sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi didalam, apalagi pimpinan yang sudah mengetahui namun menutupi kejahatan bawahannya maka dimana tempat rakyat yang sudah susah malah disalahin lagi.

Baca Juga  Soal UP3, Omans : Ini Bagian Dari Mencuci Piring Kotor

Sebelum berita ini dilansir, sudah ada upaya untuk meminta klarifikasi, konfirmasi kepada pihak lapas namun tidak ada seorangpun yang berani menemui para jurnalis, bahkan dikatakan bahwa pimpinan mereka sementara keluar daerah. (AT/tim)

 

1 comment

Comments are closed.