Menpora Harap PMKRI Dapat Menjaga Keseimbangan Antara Kepentingan Gereja dan Negara

Before content

Ambon, ambontoday.com – Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali berharap Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dapat menjaga keseimbangan antara kepentingan Gereja dan Negara.

“Semangat untuk menjaga integritas itu harus tetap dibawa apakah masih berada di bawah naungan organisasi maupun setelah keluar menjadi alumni, itu menjadi kewajiban,”ujar Menpora dalam sambutannya sebelum membuka secara resmi, kongres Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) ke XXXI, dan sidang Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA) ke XXX, yang berlangsung di gedung xaverius, Ambon, kamis (06/02/2020).

Dibawah sorotan tema “Mempertegas Komitmen Kebangsaan dan Memperkokoh Ketahanan Nasional Guna Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa di Tengah Arus Globalisasi”.

Turut hadir, staf khusus penguatan organisasi kepemudaan Kemenpora, Veno Tetelepta, Tenaga Ahli Menpora, Syamsul Komar, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Imanuel Melkiades, hadir pula Wakil Gubernur, Barnabas Orno, Bupati Kepulauan Tanimbar, Petrus Fatlolon, Uskup Diosis Amboina Mgr PC Mandagi, Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Maluku, Sandy Wattimena.

Menurutnya, PMKRI adalah suatu organisasi kemahsiswaan yang sudah lama berdiri, para alumni sudah tersebar sampai di pelosok tanah air di berbagai bidang pengabdian.

“Banyak tokoh-tokoh yang sudah lahir dari organisasi ini dan harapan pemerintah, PMKRI tentu dengan semangat perjuangan bisa menjaga harmoni antara gereja dan negara. Karena sebagai suatu bangsa kita harus bisa merawat kebhinekaan, kebangsaan kita sampai kapapun,”ujarnya.

Jelasnya, tema yang diangkat dari kongres dan MPA bagaimana memperteguh kembali rasa kebangsaaan, kebhinekaan. Mengingat sebagai satu bangsa yang berlatar belakang berbeda-beda, budaya, agama, bahasa, suku tetapi masih tetap bisa merawat kebhinekaan dan kebangsaan dengan satu ideologi disepakati bersama yaitu Pancasila.

“Saya minta PMKRI untuk berkomitmen menjaga itu, banyak contoh hampir disetiap malam kita disungguhi dengan tontonan perpecahan dimana-mana, apakah tidak mungkin Indonesia akan terjadi seperti itu, sangat mungkin. Afhganistan yang hanya terdiri dari tujuh suku, sampai hari ini belum bisa menyelesaikan konflik mereka. Kalau kita tidak bisa merawat kebhinekaan, mempertahanakan kenakeragaman, tapi kalua kita masih bersemngat dan mampu mempertahankan itu, saya yakin kita masih tetap duduk bersama sebagai sebuah bangsa yang besar,”tuturnya.

Baca Juga  Andreas Go: Yang Nyatakan Perkara Itu Benar/Salah Adalah Hakim Bukan Saksi

Dilain sisi, ia juga berharap usai kongres ini tidak ada lagi kongres tandingan.

“saya minta kongres ini tetap utuh, hasilnya bisa diakui oleh semua pihak, supaya tidak menambah pekerjaan kami, mengurusi yang blum belum menyatu. Jadi saya minta menjaga agar kongres ini bisa berjalan dengan kondusif dan hasilnya tetap menjadi hasil buat semua,”harapnya.

Wakil Gubernur, Barnabas Orno dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada pengurus pusat PMKRI yang telah menjadikan Ambon sebagai tuan rumah kongres dan MPA PMKRI.

Ia berharap, melalui kongres ini ada sebuah hasil yang bisa menjadi bahan rekomendasi kepada pemerintah pusat dan DPR agar ada kearifan anggaran untuk provinsi-provinsi yang tertiinggal, termasuk Maluku

Padahal menurutnya, Maluku kaya akan potensi sumber daya alam perikanan, dari 100 persen produksi perikanan Maluku, 26-30 persen berasal dari Maluku. Tetapi sampai hari ini, anak-anak Maluku tidak mendapatkan manfaat dari sisi penyerapan tenaga kerja.

“Kalau toh hari ini PMKRI berkongres, ada organisasi cipayung kalua dapat merekomendasi kepada pemerintah Indonesia dan DPR RI, bahwa Maluku perlu diperhatikan. Indonesia tertinggal karena ada provinsi yang tertinggal, termasuk Maluku, kalua anggaran diberikan besar, saya yakin Indonesia akan maju,”ucapnya.

Sementara itu, Uskup Diosis Amboina, Mgr. P. C. Mandagi, MSC dalam sambuatnnya mengatakan PMKRI adalah wadah kaderisasi tempat mendidik kader-kader untuk menjadi pemimpin.

Maka dari itu, diingatkannya sebagai wadah mendidik, maka kader-kader PMKRI kedepannya harus menjadi pemimpinan yang beradab, bukan biadab.

Ia juga mengingatkan, untuk menjaga persaudaraan dan tidak menyelesaikan masalah dengan kekerasan tetapi harus saling mengasihi, serta menjadi penegak kebenara dan kejujuran. (AT/lamta)