Pemkot Ambon Lestarikan Festival Timba Laor

Before content

Ambon,Ambontoday.com, Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Pariwisata Kota Ambon melestarikan Festival Timba Laor atau menangkap Cacing Laut (Lyde Oele)
merupakan tradisi yang sampai saat ini masih dilestarikan serta merupakan salah
satu ikon wisata Kota Ambon. Hal tersebut dilihat dari antusiasnya masyarakat
Kota Ambon, khususnya masyarakat kawasan pesisir Nusaniwe yang berkumpul di Pantai Namalatu – Latuhalat pada acara Pesta Budaya Timba Laor yang
digelar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, Selasa Malam.

Turut Hadir dalam Pesta Budaya tersebut, Sekretaris Kota Ambon, A.G.
Latuheru, para Pejabat Forkompimda, Para Kepala OPD dalam lingkup Pemkot
Ambon beserta staf serta masyarakat.

Munculnya Laor dipengaruhi oleh siklus bulan dan matahari pada bulan Maret
atau April, dan terjadi setahun sekali. di Indonesia kegiatan tersebut hanya
dilakukan di dua provinsi yakni Maluku dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang
dikenal dengan Festival Bau Nyale.

Pada kesempatan yang sama, Sekertaris Kota Ambon. A. G. Latuheru dalam
sambutannya mengakui, wilayah untuk Timba Laor di Latuhalat ini jauh lebih luas
dan panjang dibandingkan dengan di Rutong, sehingga pemerintah Kota Ambon
berpikir untuk mengalihkan budaya Timba Laou di Latuhalat.

“Dahulu kegiatan Timba Laor adalah hal biasa-biasa saja oleh masyarakat di
tanjung Nusaniwe tapi sekarang kita akan namakan kegiatan ini sebagai Festival
Timba Laor. Karena itu, kita akan laksanakannya di Latuhalat sebagai sebuah bagian dari wisata untuk dikembangkan, dibenari terus sehingga mempunyai makna yang besar bagi Pengembangan Pariwisata di Maluku khususnya Kota
Ambon,” Kata Latuheru

Ia mengataka, beberapa tempat di Kota Ambon Laor berada dio Kecamatan
Letimur Selatan dan Kecamatan Nusaniwe, sedangkan daerah alin di Kota
Ambon belum didengar ada ataukah tidak Laor tersebut.

Baca Juga  Menjaga Kamtibmas Dan Mencega Penyebaran Covid-19, Polres MBD Tatap Muka Pemuka Agama

“Sebagai mastarakat Kota Ambon patutu kita bersyukur dengan apa yang telah
diberikan Tuhan karena di Hutan penuh dengan berbagai macam buah-buahan dan
laut dengan bermacam-macam biota laut termasuk Laor,” akuinya.

Ia berharap, Festival Timba Laor ini bukan saja disaksikan oleh orang Ambon tapi
juga masyarakat Indonesia lainnya di seluruh penjuru nusantara bisa datang ke
Ambon. “Ini dapat dipromosikan oleh media sehingga Festival Timba Laor ini bisa dijadikan event tetap,” Pinta Lauheru.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kota Ambon, Richard Luhukay menambahkan, ini merupakan salah satu tradisi yang ada dan berada di wilayah Indonesia Timur bahkan Maluku.

Ia mengatakan, Laor atau cacing laut ini memiliki protein 3 kali lipat dari pada
protein ikan. Cacing ini juga bermanfaat seperti vitamin B12 sehingga sangat baik
untuk dikonsumsi.

“Sering orang berkata dengan memakan Laor maka daya tahan tubuh dari
masnusia semakin kuat hingga tidak cepat sakit karena dengan protein yang
dimiliki oleh Laor tersebut,” ucapnya.

Menurutnya, selain di Provinsi Maluku terdapat juga beberapa wilayah di
Indonesia yang melaksanakan kegiatan ini seperti Mataram yang disebut Nyale atau Laor.

“Ini bisa menjadi satu momen untuk bisa dikembangkan lagi satu tradisi yang memang ada dalam budaya lokal yang dimiliki oleh negeri-negeri di Kota Ambon khususnya,” ungkpanya. (AT-009)