Ambon, Ambontoday.com – Kementerian kesehatan telah mengeluarkan surat edaran untuk perpajangan masa kampanye Imunisasi Campak dan Rubela hingga 31 Oktober mendatang namun vaksin MR yang dilakukan di kota Ambon baru mencapai 57,88 persen. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Ambon, Sioly Soempiet kepada wartawan di Media Center Kantor WaliKota Ambon, Rabu (26/9/2018).
Menurutnya, target yang ditetapkan oleh Dinas kesehatan Kota Ambon sebesar 95 persen dengan pencapaian masih 57,88 persen dan masih tersisa 42 persen lebih. “Sampai tanggal 25 September 2018 baru 57,88 anak yang memperoleh imunisasi. padahal untuk memutus mata rantai penularan campak dan rubella diperlukan minimal 95 persen anak dari target usia untuk imunisasi,” ujarnya.
Pencapaian yang mencapai 57,88 persen hingga saat ini dikarenakan banyak kendala yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan saat melakukan vaksin yakni kurangnya pemahaman orang tua tentang pentingnya vaksin MR, berita hoax yang beredar di masyarakat dan sertifikasi vaksin MR.
“Kurangnya pemahaman tentang pentingnya vaksin MR maupun berita hoax bahwa terjadi kelumpuhan maupun kejang-kejang bahkan diare pada anak yang diimunisasi. padahal itu karena ada sakit tertentu bukan karena vaksin yang dilakukan,” tuturnya.
Kendala tersebut membuat beberapa puskesmas yang ada di kota Ambon memiliki cakupan terendah dalam vaksin MR yakni puskesmas Waihoka, puskesmas Air Besar, puskesmas Rijali dan puskesmas Nania. dengan presentase cakupan vaksin dibawah 50 persen.
Dijelaskan, pada tahun 2017 yang lalu di desa Waihoka telah ditemukan 12 kasus campak namun tidak menyebabkan kematian. Sehingga anak-anak pada wilayah tersebut lebih rentan terhadap penyakit campak dan rubella. Tak hanya anak, Ibu hamil juga sangat berpotensi terserang infeksi virus tersebut.
“Ini disebabkan karena tidak adanya kekebalan kelompok dimasyarakat karena jika ada kekebalan kelompok maka anak maupun ibu hamil yang belum vaksin dapat terlindungi oleh kekebalan kelompok tersebut. Dan kekebalan kelompok tersebut hanya dapat terwujud jika cakupan vaksin mencapai 95 persen,” tambahnya.
Untuk mencapai kekebalan kelompok tersebut, pihaknya terus melakukan berbagai upaya dalam mengkampanyekan pentingnya vaksin MR. Mengingat akibat dari terinfeksi campak dan rubella sangat berbahaya bagi anak.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan vaksin terhadap anak jalanan yang ada di kota Ambon yang usianya masuk dalam batas usia imunisasi MR.
Dia berharap, dengan adanya sosialisasi lagi yang akan dilakukan oleh pihaknya, salah satu kendala yang ada dapat diatasi karena fatwa MUI sudah dikeluarkan. Dan pentingnya vaksin MR dapat dipahami oleh masyarakat sehingga cakupan 95 persen yang ditargetkan dapat dipenuhi tepat pada batas waktu yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan.(AT-011)