Perusahaan Koperasi Wailo Waha Lestari Diduga Angkut Kayu di Jalan Aspal Namrole–Leksula, Warga Geram: Jalan Dipalang dan di-Sasi Adat

Spread the love

Perusahaan Koperasi Wailo Waha Lestari Diduga Angkut Kayu di Jalan Aspal Namrole–Leksula, Warga Geram: Jalan Dipalang dan di-Sasi Adat

Namrole, Ambontoday.com – Malam-malam terakhir di tanah Namrole tak lagi tenang. Di bawah cahaya rembulan, deru truk-truk pengangkut kayu terdengar melintas di jalan aspal Namrole–Leksula menuju Wamkana.

Jalan yang dibangun untuk rakyat, kini dilalui oleh kendaraan perusahaan koperasi Wailo Waha Lestari, yang disebut warga membawa hasil hutan tanpa memedulikan jerih payah masyarakat menjaga infrastruktur itu.

Keluhan datang dari warga lintas desa, para tokoh adat, tokoh masyarakat, hingga pemuda. Mereka menilai tindakan perusahaan itu “sangat kurang ajar”, sebab memanfaatkan jalan lintas kabupaten yang menjadi nadi penghubung utama kehidupan masyarakat Buru Selatan.

> “Ini bukan untuk kepentingan pribadi, tapi untuk kepentingan umum seluruh masyarakat se-Kabupaten Buru Selatan. Jalan lintas Namrole–Leksula itu hasil perjuangan dan kebanggaan kita bersama,” tutur salah satu warga yang ikut dalam pelaporan kepada pihak kecamatan.

Menurut penuturan warga, selama tiga malam berturut-turut, aktivitas hauling kayu oleh perusahaan itu terjadi tanpa henti. Masyarakat yang merasa resah pun telah bergerak melapor ke Camat setempat serta pihak Perlindungan dan Lingkungan Hidup, agar segera menindak tegas aktivitas tersebut.

Namun tak berhenti di situ. Sebagai bentuk peringatan keras dan penegasan nilai adat, jalan yang dilalui kendaraan perusahaan telah dipalang dan di-Sasi adat oleh masyarakat bersama para tokoh adat setempat. Langkah ini menjadi simbol bahwa masyarakat tidak tinggal diam ketika hak dan tanah leluhur mereka dilangkahi tanpa izin dan etika.

> “Sasi ini tanda larangan dan peringatan. Siapa pun yang melanggar, berarti menantang adat dan marwah masyarakat Buru Selatan,” ucap seorang tokoh adat dengan nada tegas.

Baca Juga  Polres Bursel Klarifikasi Isu Penanganan Dugaan Pelanggaran Pilkada

Tokoh-tokoh adat dan pemuda berharap pemerintah daerah segera turun tangan menegakkan aturan, agar tidak terjadi gesekan sosial di lapangan. Mereka mengingatkan, jalan lintas itu adalah urat nadi ekonomi rakyat, bukan jalur logistik bagi kepentingan perusahaan tertentu.

Kini, masyarakat menanti langkah tegas pemerintah daerah dan aparat terkait. Sebab di jalan yang dulu menjadi simbol harapan dan kemajuan, kini bergema suara mesin kayu yang merusak ketenangan bumi Buru Selatan — tanah yang dijaga dengan adat, dihormati dengan sasi, dan dicintai oleh rakyatnya.

[Nar’Mar]
.

Tinggalkan Balasan

Berita Terkini