Masohi, Ambontoday.com – Kabupaten Maluku Tengah di bentuk pada tahun 1952 dengan ibu kota Masohinya Masohi yang di resmikan oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno di tandai dengan peletakan batu pertama tugu Pamahanunusa dan penanaman pohon beringin pada 3 November 1957 di dataran tanah Nama.
Kendati demikian sejarah ini akan membentuk jati diri masyarakat Maluku Tengah dengan nama Masohi atau Gotong Royong.
Itu berarti bahwa Pemerintah Daerah Maluku Tengah serta seluruh elemen masyarakat di bumi Pamahanunusa terus bekerja dan bergotong royong untuk mbangun daerah ini menjadi daerah yang maju demi kesejahteraan masyarakat yang mendiami bumi Pamahanunusa yang kini berusia 61 tahun pada 3 November 2018.
Olehnya itu Bupati Tuasikal Abua,SH sangat berharap agar sejarah Kota Masohi yang di bentuk dan di pelopori oleh para pendiri Daerah ini harus di maknai sebagai spirit dalam pembangunan di semua sendi kehidupan masyarakat baik yang mendiami ibu kota maupun yang ada di 18 kecamatan.
Hal ini di ungkapkan Tuasikal Abua,SH dalam sambutannya pada Paripurna Khusu DPRD Malteng pada 2 November 2018 pukul 21.00 wit dalam rangka peringatan HUT kota Masohi ke 61 pada 3 November 2018 di ruang sidang Bandan Anggaran DPRD malteng.
Hadir dalam paripurna tersebut di antaranya pimpinan dan anggota DPRD, Forkopimda Malteng, pimpinan OPD lingkup pemda Malteng, para camat serta raja-raja se Kabupaten Maluku Tengah.
Perjalanan panjang sejak berdirinya Kota Masohi dengan sebutan kota gotong royong hingga usia ke 61 tahun bukan suatu kebetulan, tetapi ini merupakan komitmen para tokoh pendiri terutama dukungan dari raja, tokoh adat dan tokoh masyarakat 5 Negeri basudara yaitu Negeri Amahai, Negeri Haruru, Negeri Makariki, Negeri Soahuku dan Negeri Rutah, sebut bupati.
Sejarah ini menurut Tuasikal di depan sidang Paripurna Khusus menjelaskan kalau akan menjadi dorongan bagi masyarakat malteng terutama di daratan kota Masohi harus terus berkomitmen membangun kota Pamahanunusa menjadi kota yang maju guna menjadi Jendela Indonesia Timur pada masa mebdatang.
Banyak perubahan dan kemajuan yang sudah di capai oleh Pemerintah Daerah maupun masyadakat dalam usia ke 61 tahun pada 3 November 2018.
Menurut Tuasikal bahwa masyarakat Malteng dalam usia 61 tahun sudah bekerja keras dan bergotong royong untuk membangun guna mensejajarkan diri untuk lebih maju dari kota lain yang ada di provinsi Maluku maupun di Indonesia umumnya.
Disisi lain ungkap Bupati kalau dalam pengembangan Kota Masohi saat ini belum sepenuhnya tercapai karena masih banyak keterbatasan dan kekurangan dan hambatan yang di hadapi.
Hal ini merupakan dinamika daerah seeta masyarakat yang terus berkarya dalam kebijakan pengabdian dalam pembangunan di semua lini kehidupan.
Pemerintah Daerah selaku pemegang amanat rakyat yang fundamental selalu berupaya untuk mengembangkan landasan pemikiran yang kuat dan komprehensif dalam mendodong penyampaian pembangunan kota Masohi yang tepat, efektif, efisien dan memiliki karya nyata terhadap seluruh kawasan termasuk elemen masyarakat di daerah ini.
Kita terus melakukan berbagai terobosan dan inovasi untuk percepatan terwujutnya kota Masohi sebagai rumah besar yang maju, bermartabat, ibadah dan nyaman dalam inspirasi pembangunan malteng jadi jendela Indonesia timur, terang Tuasikal.
Ada 14 strategi inovasi, 39 kebijakan inovasi dan 165 kegiatan inovasi serta prioritas pembangunan kota masohi yaitu smart city, terang di malam hari dan bersih di siang hari, taman kota dan kota hijau, kota bunga, pusat perdagangan, pusat pelayanan kesehatan, pusat pelayanan pebdidikan, transportasi yang memadai dan kota bebas sampah maupun berbagai inovasi lainnya yang akan terus di kembangkan, jelas Bupati.
“Pengembangn dan pembangunan Daerah ini terutama kota masohi sebagai ibu kota Kabupaten Maluku Tengah juga menjadi sinergitas keterlibatan aparat TNI dan Polri serta peran BUMN, BUMD maupun pihak suasta yang ada di bumi Pamahanunusa termasuk tokoh masyarakat dan instansi pada lungkup Pemerintah Malteng” tegasnya. (AT – 011)