Ambontoday.com, Ambon.- Empat bulan progress Gerakan Sekolah Menanam GSM) Pada SMK Pertanian Pembangunan Maluku, sejak dicanangkan Gubernur Maluku, Hendrik Lewerisa pada 2 Mei 2025 kemarin hingga saat ini masih berlangsung.
Sayangnya, hasil dari kegiatan GSM yakni menanam Cabai saat itu mestinya sudah bisa dipanen pada September 2025 kemarin, namun hal itu terkendala lantaran cuaca yang tidak mendukung yakni curah hujan yang begitu besar pada beberapa bulan pasca penanaman.
Hal ini disampaikan Kepala Sekolah SMK Pertanian Pembangunan Maluku, Ahmad Tualepe, S.P., M.Si kepada media ini diruang kerjanya, Selasa 21 Oktober 2025.
Menurutnya, setelah tanaman Cabai ditanam oleh Gubernur Maluku pada 2 Mei kemarin, dalam progresnya ada terdiri dari beberapa tahapan dengan memperhitungkan siklus pertumbuhan tanaman Cabai.
“Tahapan pertama itu, fase vegetative, 45 hari awal tanaman Cabai mengalami pertumbuhan akar, batang dan daun sejak pindah tanam dari tanggal 2 Mei semua pertumbuhan tanaman berjalan dengan baik dan normal.
Tahapan kedua yakni fase generative, usia 45 hinga 50 hari setelah tanam atau perkiraan tanggal 15 sampai 20 Juni 2025. Pada fase ini tanaman sudah mulai berbunga dan berbuah, fase ini sangat krusial bagi tanaman karena masuk fase produksi.
Dalam kondisi ini, keberhasilan tergantung pada kondisi tanaman dan keadaan lingkungan yang mendukung. Pemberian nutrisi berupa pupuk, nutrisi lain dan obat-obatan serta pencahayaan yang optimal akan mempengaruhi hasil akhir,”jelas Kepala Sekolah.
Dikatakan, kondisi pada dua fase diatas pada kenyataannya berbanding terbalik dengan kondisi cuaca saat itu dimana curah hujan di bulan juni, juli hingga agustus begitu besar sehingga pemupukan dan pemberian nutrisi lain pada tanaman Cabai menjadi mubazir karena terbawa oleh derasnnya curah hujan.
Selain itu, pencahayaan yang tidak maksimal juga turut menghambat pertumbuhan tanaman karena syarat pencahayaan yakni 6 sampai 8 jam per hari tidak terpenuhi.
“Di saat curah hujan meningkat itu, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) seperti patek, antraknosa,layu fusarium, gemini, bercak daun dan lainnya mulau menyerang tanaman sehingga terjadi kematian sebagian tanaman Cabai.
Upaya pengendalian OPT dilakukan dengan rujukan dari penyuluh pendamping, namun tidak maksimal hasilnya. Pada bulan Juli, sebagian Cabai mengalami daun keriting, kerdil dan lainnya, namun sebagian lagi tetap berbuah meski tidak maksimal hasilnya.
Pada Bulan Agustus, mulai dilakukan upaya penanganan khusus dengan pencabutan tanaman yang memang tidak bisa tertolong lagi dan mulai dilakukan pembuatan naungan.
<span;>Namun, berdasarakan situasi dan kondisi lapangan demi memutus mata rantai OPT, maka dilakukan pencabutan total tanaman, pengolahan tanah ulang dan penyulamman menyeluruh pada akhir bulan agustus,” papar Tualepe.
Setelah upaya penyulaman dilakukan, lanjut Kepala Sekolah, di bulan September, pertumbuuhan tanaman Cabai sudah kembali normal meski penyulaman tetap dilakukan bagi tanaman yang tidak mampu tumbuh. Penanganan lebih intensif dalam hal pemberian nutrisi dengan cara kocor.
Hingga mingggu ketiga bulan Oktober ini, pertumbuhan tanaman Cabai cukup baik dan sudah masuk tahap berbunga dan sebagian lagi sudah mulai berbuah. Namun, sebagaimana yang terjadi pada siklus pertama bulan Juni, serangan OPT yang teridentifikasi bakteri dan layu fusarium terjadi pada beberapa tanaman.
Upaya penanganan dilakukan secara kuratif melalui penyemprotan/kocor pestisida dan preventif dengan memberikan nutrisi tanah dan normalisasi PH tanah, dan sampai saat ini kondisi terakhir tanaman Cabai sudah kembali pada siklus tumbuh yang normal, kata Ahmad.
“Dengan kondisi tumbuh tanaman yang kembali normal saat ini dimana sudah masuk siklus berbunga dan berbuah, maka dipastikan kalau tidak ada halangan atau kondisi cuaca ekstrim seperti beberapa bulan kemarin tanaman Cabai tersebut sudah bisa dipanen di bulan Desember nanti.
Kami berencana jika sampai bulan Desember masuk masa panen maka kami akan pastikan proses panen akan dilakukan secara langsung oleh Bapak Gubernur, karena sejak awal proses penanaman dilakukan juga oleh bapak Gubernur sehingga beliau juga yang akan memanen Cabai itu nanti,” tutup Tualepe. (AT)





















