Tiakur-MBD, ambontoday.com – Kisruh soal penertiban pedagang di pasar wonreli seolah tak ada titik temu sebelumnya para pedagang kaki lima (PKL) yang direlokasi ke pasar tutwatu dusun woorono mengamuk karena jualannya sepi pembeli lantaran jaraknya yang cukup jauh dari kota kecamatan. Para PKL terpaksa membawa dagangan mereka ke depan kantor camat Pp. Terselatan.
Rabu (21/10) pagi puluhan pedagang ikan yang sudah di relokasi ke pasar tutwatu, sempat mengamuk di hadapan sekretaris kecamatan Ny.O Frans.
Penjual ikan yang akrab disebut papalele itu mengamuk lantaran mereka menilai pemerintah kecamatan ingkar terhadap janji mereka soal penyediaan fasilitas seperti tempat jualan di lokasi pasar baru.
Nita salah satu pedagang ikan yang sempat mengamuk histeris mengatakan, sejak hadirnya kabupaten di kisar tahun 2010 tidak ada perhatian serius dari pemerintah kepada para penjual ikan dan kalaupun mereka masih tetap eksis sampai saat ini hanya modal dengkul. Pasar sebelumnya yang ditempati para pedagang juga terletak diatas kuburan namun mereka tetap berjualan. Sekarang mereka direlokasi ke pasar baru yang masih minim sarana.
Menurut nita, dihari selasa (20/10) kemarin pemerintah telah mengundang para pedagang ikan untuk duduk bersama di gedung serbaguna dalam rangka membicarakan terkait relokasi ke pasar alternatif di tutwatu. Pada keputusan rapat tersebut pemerintah kecamatan menjaminkan akan memfasilitasi tempat usaha dan listrik agar ikan milik pedagang bisa diawetkan namun nyatanya setelah mereka ke sana, tidak ada Fasilitas yang dijanjikan. Sontak para pedagang mengamuk di lokasi pasar baru akibat tidak ada air dan listrik seperti yang dijaminkan oleh pereintah kecamatan lewat pertemuan kemarin.
Hal ini menurut Leni salah satu pedagang ikan, Bahwa ikan yang dijual dalam jumlah banyak sehingga kalau tidak ada air maka ikan tersebut akan menjadi rusak (busuk) sehingga tidak ada yang membeli. Olehnya mereka berharap pemerintah kecamatan serius dalam menanggapi persoalan pedagang di pulau kisar sebab pedagang ikan di kisar nasibnya terombang ambing sejak 2010 dimana para pedagang ikan (papalele) berjualan dibawah terik matahari karena tidak ada perhatian serius dari pemerintah setempat ungkap Leni.
Leni menambahkan, selama ini pemerintah kecamatan menekan para pedagang soal harga ikan namun pemerintah selalu menutup mata terhadap penderitaan penjual ikan di pulau kisar.
Adu mulut antara para pedagang ikan dan sekcam Pp. Terselatan menimbulkan ketegangan akhirnya sejumlah aparat kepolisian dikerahkan ke lokasi guna mengamankan situasi kericuhan.
Sementara itu, salah satu anggota satpol PP yang sementara bertugas Edi Ellier sempat adu mulut dengan salah satu pedagang ikan, dan nyaris memukul sang pedagang beeuntung ada saksi mata yang sempat melerai cekcok antara anggota satpol tersebut dengan sang pedagang ikan. (AT/Jeger)