Saumlaki, Ambontoday.com – Komitmen Partai Gerindra untuk memprioritaskan kader dalam kontestasi Pemilihan Umum tahun 2024 menuai banyak kritikan dan kecaman. Pernyataan tersebut yang disampaikan oleh para elit di DPP memberikan harapan kepada kader di seluruh Indonesia untuk bisa berpartisipasi secara maksimal dalam pemilihan umum tahun 2024 ternyata tidak jelas arahnya. Kamis, (01/08).
Seluruh kader dan simpatisan Partai Gerindra di Tanimbar merasa bahwa dengan dukungan dan perhatian dari pimpinan partai, kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses politik akan lebih terbuka. Namun, harapan itu seakan pupus ketika sejumlah kader yang telah mengorbankan banyak waktu dan tenaga, bahkan rela mundur dari jabatan anggota DPRD, mendapati kenyataan pahit bahwa keputusan akhir justru mengedepankan kepentingan lain yang tidak melibatkan mereka.
Seberapa Jauh Partai Gerindra Menghargai Kadernya?
Situasi ini menimbulkan perasaan kekecewaan dan ketidakpuasan di kalangan kader. Banyak yang merasa kehilangan arah dan motivasi untuk berjuang demi partai yang selama ini mereka banggakan. Selain itu, muncul pertanyaan mengenai sejauh mana komitmen partai untuk menghargai kontribusi yang telah diberikan oleh kader-kadernya. Dalam politik, loyalitas dan dedikasi seharusnya mendapat pengakuan yang setimpal. Namun, perilaku yang terlihat justru menunjukkan bahwa ada ketidakpastian dan ketidakadilan, yang pada akhirnya dapat merusak solidaritas dalam partai.
Ancaman Kehilangan Kekuatan Besar di Tengah Perubahan Kebijakan
Dengan kondisi ini, Partai Gerindra perlu melakukan evaluasi mendalam mengenai prinsip-prinsip yang diusung dan bagaimana implementasinya di lapangan. Jika tidak, bukan tidak mungkin potensi kader yang sebenarnya bisa menjadi kekuatan besar justru akan menguap dan meninggalkan bekas kekecewaan yang mendalam. Perubahan arah kebijakan dan pengutamaan kepentingan tertentu tanpa melibatkan kader dapat menjadi bumerang bagi partai di masa depan.
Seperti dikutip dari Gerindra.id, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menegaskan, untuk daerah strategis Partai Gerindra lebih prioritas mengusung kader sendiri pada pilkada November 2024. sejalan dengan hasil rapat kerja nasional Partai Gerindra pada bulan Januari 2024.
“Hasil rapat kerja nasional Gerindra bulan Januari, untuk daerah-daerah strategis kita diharapkan untuk mengusung kader sendiri di pilkada,” ungkap Dasco, Selasa (16/4/24).
Fakta berbicara lain, Melkianus Sairdekut kader terbaik Partai Gerindra tidak dikirim oleh DPP Gerindra untuk bertarung sebagai Calon Bupati Kepulauan Tanimbar, padahal ini kader militan, loyal terhadap Partai dan punya kemampuan dan memiliki elektabilitas yang sangat mumpuni.
Partai Gerindra diisukan bakal memberikan rekomendasi kepada calon diluar Partai Gerindra Ricky Jauwerissa dari kader Partai Solidaritas indonesia (PSI), yang saat ini menjadi anggota DPRD Partai Berkarya.
Ricky Jauwerissa tiba-tiba mendapatkan surat rekomendasi tugas khusus dari DPP Gerindra untuk mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Bupati Kepulauan Tanimbar, meskipun ia tidak pernah melalui proses pendaftaran di DPC atau mengikuti tahapan Fit And Proper Test di Ambon.
Keputusan ini menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan masyarakat, terutama terkait kriteria dan mekanisme pemilihan calon oleh partai. Rekomendasi semacam ini seringkali dipandang sebagai bukti dukungan partai terhadap individu tertentu, meskipun tidak melewati proses seleksi yang biasanya ada. Hal ini juga menunjukkan dinamisnya politik lokal di Kepulauan Tanimbar.
Kendati demikian, Melkianus Sairdekut akan tetap optimis dan punya komitmen bahwa ia akan maju sebagai Calon Bupati Kepulauan Tanimbar, atas desakan rakyat dan konstituen di Kepulauan Tanimbar meskipun melalui Partai Politik lain. Sairdekut siap diusung oleh tiga Partai Besar.
“Melkianus Sairdekut akan tetap bertarung sebagai Calon Bupati Kepulauan Tanimbar pada pemilu 2024, dan diusung oleh tiga partai besar, saat ini kita tidak mau beberkan nama partainya di publik, nanti kami beberkan jika sudah selesai dalam beberapa hari ini,” ungkap salah satu kader Partai yang tak ingin namanya di publish.
“Kita kesal karena mestinya DPP mempertimbangkan loyalitas dan elektabilitas kader dari seorang Eki Sairdekut yang telah berjuang dan turut membesarkan partai Gerindra di Maluku,”kesalnya.
Melkianus Sairdekut Besarkan Partai Gerindra di Maluku
Melkianus Sairdekut merupakan sosok penting dalam politik Maluku, khususnya di partai Gerindra. Ia memulai karir politiknya ketika Gerindra masuk ke Maluku di bawah kepemimpinan Amir Latuconsina sebagai Ketua DPD.
Sairdekut menjadi satu-satunya anggota DPRD Provinsi Maluku dari Gerindra pada awalnya. Berkat dedikasinya, ia terpilih kembali pada periode berikutnya dan berkontribusi dalam menjadikan Gerindra sebagai satu fraksi di DPRD. Puncak pencapaiannya terjadi ketika ia diangkat sebagai wakil ketua DPRD Maluku dan kini terpilih kembali. Sairdekut adalah contoh nyata dari loyalitas dan komitmen dalam mengabdi pada masyarakat.
Beberapa kali sumber media ini mencoba menghubungi Melkianus Sairdekut melalui telepon WA, namun sayangnya tidak mendapatkan jawaban. Chat yang dikirimkan pun tidak direspons. Ketidakpastian ini membuat ramai pertanyaan di antara di publik.
Di sisi lain, Hendrik Lewerissa saat dihubungi menginformasikan bahwa rekomendasi Gerindra KKT masih dalam proses di DPP. Ini menunjukkan adanya kendala dalam pengambilan keputusan. Seiring berjalannya waktu, harapan kita agar ada kepastian semakin mendesak. Mari kita tunggu perkembangan selanjutnya dengan penuh kesabaran. (AT/BAJK)