Terlupakan, Insiatif Ketua Pemuda Keliobar Peduli Monumen Resirenan

Before content

Saumlaki, ambontoday.com – Pasca diresmikannya Monumen Patung Oyang RESIRENAN yang merupakan bukti sejarah perdamaian antara desa Urtatan (Keliobar) dan Desa Koratutul (Lamdesar Barat dan Timur) yang awalnya kedua desa itu selalu ada dalam peperangan akibat batas tanah.

Kerelaan Oyang RESIRENAN untuk nyawanya bagi perdamaian kedua desa, bukti dari perdamaian itulah, maka Monumen perdamaian itu di dirikan didesa Keliobar atas kesepakatan desa Koratutul dan Keliobar.

Lokasi lambang sejarah yang berharga itu terkesan dilupahkan oleh Pemerintah Desa Urtatan dan Koratutul, sehingga terlihat lokasi sekitar Monumen di penuhi rerumputan yang terkesan seperti lokasih hutan suaka. Apalagi Monumen ini telah ditetapkan sebagai destinasi wisata Pemda Kepulauan Tanimbar.

Kepada ambontoday.com Ketua pemuda desa Keliobar Salomo Lutur yang sering disapa Marco katakan, ketika melihat kondisi sekitar Monumen sangat tidak baik alias di penuhi dengan rumput maka, dirinya berinsiatif dengan beberapa pemuda untuk lakukan pembersihan.

“Pembersihan yang kami lakukan bukan karena ada unsur paksaan atau unsur politik tetapi ini insiatif saya dan beberapa pemuda untuk lakukan pembersihan,” ujar Lutur yang juga pembuat dan mengukir patung Oyang RESIRENAN itu. Jumat (5/1) dilokasi Monumen Tugu Oyang RESIRENAN.

Dikatakan dan diingatkan bahwa, kebanyakan dalam setiap kegiatan baik masyarakat secara umum maupun pihak pemuda pada momen politik di Tahun ini, akan ada banyak presepsi miring terkait sponsor.

“Saya mau sampaikan bahwa, kegiatan bersih – bersih ini murni lahir dari saya dan beberapa rekan pemudah desa Keliobar, mengingat lokasi Monumen patung Oyang RESIRENAN terlihat jorok dan kotor, sehingga dipandang perlu untuk dibersihkan,” ingat Marco

Lanjutnya, sekiranya dengan insiatif ini dapat diperhatikan oleh desa Urtatan dan Koratutul untuk melihat Monumen bersejarah ini, jangan dibiarkan dan di lupakan, mengingat pengorbanan Oyang RESIRENAN sangatlah mulia dan tidak bisah dibayar dengan apa pun.

“Terkesan Monumen Oyang RESIRENAN dilupahkan sama sekali oleh Pemdes Urtatan dan Koratutul maupun para tua tua adat, ingat Oyang RESIRENAN punya kebaikan sehingga nyawa dan tubuhnya diserahkan bagi perdamaian kedua desa itu,” beber lelaki penuh kreatifitas itu sambil mengingatkan kepedulian kedua Pemdes dan tua – tua adat.

Lutur juga berharap, kegiatan ini tidak berakhir hari ini, namun akan menjadi atensi bagi pemdes, tua – tua adat Urtatan dan Koratutul, sehingga Monumen ini dapat terawat, teristimewa Pemerintah Kepulauan Tanimbar yang telah menetapkan Monumen Oyang RESIRENAN sebagai destinasi wisata yang akan dikelola oleh Pemda Kepulauan Tanimbar, namun hanya slogan belaka.

“Saya sangat berharap perhatian khusus juga dari pihak Pemda Kepulauan Tanimbar dalam hal ini Dinas Pariwisata yang selama ini tidak pernah memperhatikan Monumen ini,” harap Lutur. (AT/IT)