Syukuran 25 Tahun Hidup Membiara: “Uskup Lega Disambut Meriah dengan Budaya Tanimbar”

Spread the love

Tanimbar, Ambontoday.com – Mgr. Hilarion Datus Lega kembali menginjakkan kaki di Tanah Tanimbar untuk kelima kalinya, kali ini dalam rangka syukuran 25 tahun hidup membiara Suster Aurelia Ratuanak, DSY.

Penyambutan meriah dengan tradisi adat Tanimbar pun mengiringi kedatangannya, dimulai dari bandara Mathilda Batlayeri Saumlaki dan saat tiba di Desa Sangliat Dol.

Prosesi penyambutan ini mengukuhkan kekayaan budaya yang terus hidup di tengah masyarakat.

Sambutan Adat Penuh Makna

Sejak tiba di Desa Sangliat Dol, Uskup Lega dan rombongan disambut dengan tarian, nyanyian, serta ritual adat fandirin (penyambutan tamu) di atas perahu batu, simbol penghormatan tertinggi masyarakat setempat.

“Ini bagian dari budaya, Sungguh suatu kehormatan,” ujar Uskup Lega dengan senyum hangat.

Ia mengapresiasi nilai-nilai keluhuran yang diwariskan leluhur Tanimbar, terutama dalam menghormati tamu.

“Ini pembelajaran bagi generasi muda tentang arti penghargaan dan keramahan,” tambahnya.

Perjalanan 25 Tahun Suster Aurelia

Suster Aurelia Ratuanak, putri keenam Desa Sangliat Dol yang menjawab panggilan hidup membiara, tak menyangka perayaan syukuran peraknya dihadiri oleh Uskup Lega.

“Saya bersyukur Tuhan mengizinkan Bapa Uskup hadir di kampung halaman ini,” ujarnya dengan haru.

Ia juga berterima kasih kepada tetua adat, pemerintah, dan umat yang mendukung acara.

“Leluhur pasti melindungi kita. Doa dan harapan kitalah yang menguatkan,” katanya.

Dukungan dari Seluruh Elemen Masyarakat

Acara ini tak lepas dari peran panitia yang diketuai Anggelus Sainlolin.

“Kami ingin merayakan perjalanan iman Suster Aurelia sekaligus menghormati Uskup Lega dengan adat kami,” jelasnya.

Tak kalah mengharukan, gadis cilik Adriana Koisine dari Sekami turut menyemarakkan acara dengan tarian.

“Kami bangga bisa menyambut Bapa Uskup,” ucapnya polos.

Uskup Lega berpesan di sela-sela penyambutan agar budaya dan iman terus berjalan beriringan.

“Semoga semangat Suster Aurelia menginspirasi generasi muda Tanimbar,” tuturnya.

Perayaan ini bukan sekadar pesta, melainkan bukti harmoni antara adat, gereja, dan masyarakat. Sebuah warisan yang terus hidup di Tanimbar. (AT/BAJK).

Berita Terkini