Otak Einstein Sempat Hilang selama 40 Tahun Bikin Geger

Spread the love

Otak Einstein Sempat Hilang selama 40 Tahun Bikin Geger

Pada tanggal 18 April 1955, seluruh planet meratapi kepergian seorang tokoh berbakat global, yaitu Albert Einstein.  Akan tetapi, kerugian yang lebih signifikan terjadi setelah kematian Albert Einstein. Dalam cerita tersebut, diketahui bahwa otaknya ‘lenyap’ selama sekitar 40 tahun.

Bukan hasil imajinasi

Cerita ini bukan hasil imajinasi, tetapi kenyataan sebenarnya yang pasti akan mengagetkan banyak orang di berbagai belahan dunia.  dikutip dari situs web thepatriots.asia Cerita berlangsung demikian: satu hari sesudah Albert Einstein dirawat di rumah sakit Princeton karena menderita masalah pada dadanya, tokoh genius itu pun meninggal saat ia memasuki umur 76 tahun.

Dr. Thomas Stoltz Harvey

Saat seluruh dunia menyesali kepergian sang jenius Albert Einstein, ternyata ada pria yang tanpa diketahui siapa pun telah melancarkan tindakan aneh pada mayatnya. Berdasarkan berita yang diambil dari  situs web thepatriots.asia pada hari Jumat, tanggal 16 Mei 2025, individu tersebut dipanggil Dr. Thomas Stoltz Harvey.

Stoltz adalah salah satu dokter yang menjalankan proses otopsi pada tubuh Albert Einstein. Dia mengekstraksi otak tokoh berbakat tersebut tanpa mendapatkan persetujuan resmi. Sesuai diketahui, Stoltz bukan pakar otak atau ahli bedah saraf. Meski demikian, dia berani menyimpan bagian tubuh yang sangat bernilai dalam sejarah peradaban manusia—yaitu otak Albert Einstein—dalam wadah formaldehid tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Henry Adams

Stoltz pun ikut mengekstrakkan butir-butir matanya sang almarhum, lalu akan diberikan kepada dokter mata terkenal bernama Henry Adams. Setelah itu, baru saja Stoltz mengeluarkan jenazah Albert Einstein agar dapat diupacara bakar.   Sebelumnya, Stoltz menyatakan bahwa dia memegang Dokumen Kebenaran yang memberikan izin untuk melakukan autopsi pada jenazah Albert Einstein. Akan tetapi, sampai sekarang, dokumen kebenaran seperti yang disebut Stoltz belum juga ditemukan.

Baca Juga  Pesawat Tempur hilang di Pakistan, Militer India Bungkam?

Sebelum wafat, Albert Einstein sempat memberikan wasiat bahwa ia menginginkan jenasah dan otaknya dibakar hingga habis tanpa sisa. Akan tetapi, di waktu itu otak tersebut tidak pernah terbakar bersama mayatnya karena telah lebih dahulu ‘lenyap’ atau ‘diamankan’ oleh Stoltz.

Setelah mengetahui bahwa otak Albert Einstein sempat diambil, rumah sakit memohon kepada Stoltz untuk mengembalikkannya. Namun, dia justru kabur dari Princeton Hospital. Setelah tindakan ‘pengambilan’ otak Albert Einstein yang dilancarkan oleh Stoltz menjadi terkenal di seluruh dunia, berbagai peneliti mengajukan permohonan agar bagian dari itu dapat digunakan untuk tujuan penelitian mereka.

Dr. Zimmerman

Tetapi Stoltz dengan tegas menolakkannya, termasuk permintaan yang datang dari Dr. Zimmerman di New York juga ia tolak. Pada akhirnya, di Universitas Pennsylvania, otak Albert Einstein telah dipotong menjadi 240 segmen oleh Stoltz, lalu disebarkan antara Dr. Zimmerman serta sejumlah ilmuwan lainnya untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Sebanyak 4 dekade otak Albert Einstein disimpan oleh Stoltz, tidak terdapat sehelai pun catatan penelitian yang dia keluarkan selama periode tersebut. Bayangkan jika otak Albert Einstein telah disimpan selama 40 tahun tanpa adanya laporan investigasi yang dirilis.

Semakin menarik saja, Stoltz berusaha mengembalikan otak itu kepada cucu dari Albert Einstein, yaitu Evelyn, dengan menggunakan tempat makanan bekas. Tetapi upayanya sia-sia karena telah terlambat dan dia sudah sangat kesal. Setelah kematian Stoltz di tahun 2007, baru kemudian otak Albert Einstein yang pernah ‘diamankan’ tersebut dikembalikan kepada pihak berwenang untuk tujuan penelitian ilmiah.

National Museum of Health & Medicine

Pada tahun 2010 baru-baru ini, otak Albert Einstein dikirim ke dua lokasi berbeda guna dipertahankan dan dapat diamati oleh publik secara langsung. Tempat-tempat tersebut adalah National Museum of Health & Medicine (di Washington), serta Mütter Museum (yang terletak di Philadelphia).

Baca Juga  Exco PSSI Buka Rahasia Naturalisasi Djenna De Jong

Dari kejeniusan mengarah kepada suatu misteri. Nasib tragis yang dialami oleh mayat Albert Einstein tidak hanya merupakan kisah belaka, tetapi juga sebagai pelajaran atau pengingat tentang Ilmu, etika, dan obsesi umat manusia terhadap kemegahan seseorang jenius. ***