Bagaimana Cara Mencuci Kaki dengan Tepat? Hilangkan Jutaan Bakteri!

Spread the love


Sebagian orang mencuci kaki mereka setiap harinya, sedangkan sebagian lainnya hanya membilasnya saat mandi. Sudahkah Anda membersihkan sepenuhnya salah satu bagian tubuh yang sangat penting tersebut?

Saat Anda mulai bermandi dan mengambil sabun, beberapa bagian tubuh mendapat perhatian khusus, sedangkan yang lainnya tidak.

Sebagai contoh bagian ketiak, orang tersebut tidak akan segan-segan untuk mencuci dan menyikatnya berkali-kali.

Tidak seperti ketiak, kaki berada jauh di ujung tubuh Anda dari kepalanya.

Oleh karena itu, Anda bisa memperhatikannya dengan jelas.

Mengacu pada pendapat pakar, tentang kesucian, kaki seharusnya mendapatkan perhatian yang sama seperti bagian tubuh lainnya.

Pelayanan Kesehatan Britania Raya (NHS) serta Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat merekomendasikan agar seseorang membersihkan kakinya secara rutin setiap harinya menggunakan sabun. Salah satu tujuannya adalah untuk mencegah timbulnya bau yang kurang menyenangkan.

Telapak kaki memiliki sekitar 600 kelenjar pelihara per sentimeter persegi kulit, jumlah yang melebihi area manapun di badan.

Walaupun keringat itu sendiri tak memiliki bau, namun keringat mengandung kombinasi zat seperti natrium chloride (garam), glukosa, vitamin, serta asam amino. Zat-zat ini bertindak sebagai makanan awal untuk baktera yang berkembang biak di area tersebut.

Jumlah bakteri pasti sangat luar biasa bila sumber makanan pun tersedia.

“Area di sekitar jari-jemari kaki cenderung lembab, hangat, dan basah, menjadikannya lingkungan ideal untuk perkembangan mikroorganisme,” ungkap Holly Wilkinson, guru besar dalam bidang pengobatan luka dari Universitas Hull di Inggris.

Ini semakin menjadi masalah karena mayoritas orang mengenakan kaos kaki dan sepatu yang menjerat kelembaban di dalamnya.

Apabila Anda memandang satu sentimeter persegi permukaan kulit manusia menggunakan kaca pembesar mikroskopik, maka Anda akan mengamati antara 10.000 hingga 1.000.000 organisme bakteri yang bertempat tinggal di area tersebut.

Bagian kulit yang cenderung panas dan basah seperti pada area kaki dipandang sebagai lokasi yang sungguh menguntungkan dan menjadi habitat untuk berbagai jenis parasit yang paling banyak.

Kaki merupakan surga yang menakjubkan untuk bakteri seperti Corynebacterium dan Staphylococcus.

Pada kasus jamur, kaki Anda yang berkeringat dianggap sebagai lingkungan yang ideal untuk beberapa jenis seperti genus Aspergillus (agen penyebab penyakit umum dijumpai di tanah), Cryptococcus, Epicoccum, Rhodotorula, serta Candida (ragi semacam ini biasanya tinggal di dalam tubuh tapi bisa jadi sumber infeksi jika sistem kekebalan lemah). Lainnya juga mencakup Trichosporon dan sejumlah spesies lain.

Sebenarnya, kaki manusia memiliki keragaman jenis jamur yang lebih besar dibandingkan area tubuh lainnya.

Hal ini dapat menjadi motivasi bagi Anda agar lebih tekun dalam membersihkan kaki. Pada suatu studi, para ilmuwan menyeka sol sepatu dari 40 relawan. Hasilnya, mereka mendeteksi adanya efek yang cukup besar pada tingkat populasi bakteri setelah dicucinya kaki.

Seseorang yang membersihkan kakinya dua kali dalam sehari mempunyai kurang lebih 8.800 jenis bakteri yang bertahan pada tiap sentimeter persegi permukaan kulitnya.

Orang-orang yang membersihkan dirinya setiap dua hari sekali mempunyai jumlah bakteri melebihi satu juta per sentimeter persegi.

Baca Juga  Karakteristik dan Indikator Orang yang Memiliki Kharisma Tinggi di Mata Makhluk Gaib

Meskipun telapak kaki Anda dipenuhi oleh mikroorganisme hidup, itu tidak selalu menghasilkan bau yang tidak sedap atau menandakan adanya masalah serius.

Yang terpenting bukanlah berapa banyak bakteri, tetapi tipe bakteri apa yang patut dipertimbangkan.

Staphyloccocus berperan penting dalam pembentukan asam lemak volatil (ALV), yang menjadi penyebab utama aroma tidak sedap pada kaki.

Kelenjar peluh di kulit kaki mengeluarkan cairan yang terdiri dari berbagai elektrolit, asam amino, urea, serta asam laktat yang signifikan.

Jadilah orang pertama yang mengakses berita, investigasi, dan laporan mendalam dari BBC News Indonesia dengan menerima kiriman langsung melalui WhatsApp.

Bakteri Staphyococcus menemukan hal ini sebagai makanan yang sungguh enak dan selama proses tersebut, mereka merubah asam amino menjadi VFA.

Komponen utama senyawa kimia yang bertanggung jawab atas masalah ini adalah asam isovalerat, zat berbau tak menyenangkan dengan ciri aroma keju atau asam tertentu.

Perbandingan tersebut sesuai, sebab berbagai jenis keju memiliki kandungan zat volatil yang mirip.

Pada suatu studi pada tahun 2014, tim peneliti mengambil sampel dari tumit 16 partisipan dan menyimpulkan bahwa sekitar 98,6% bakteri yang ditemukan di area tersebut merupakan jenis Staphylococci.

Tingkat VFAs, yang meliputi zat utama penghasil bau pada kaki yakni asam isovalerat, naik secara signifikan di telapak kaki dibandingkan area lainnya seperti bagian atas kaki.

Berdasarkan hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa tingkat bau pada kaki berhubungan langsung dengan keberadaan populasi total staphylococcus. Ini menjadi alasan tambahan mengapa penting untuk memakai sabun saat mencuci kaki.

Akan tetapi, membersihkan kaki tidak semata-mata bertujuan untuk menghindari bau kaki serupa dengan keju. Berbagai macam penyakit serta gangguan pada kaki bisa dicegah lewat perawatan kaki yang tepat.

“Area sempit di antara jari kaki rawan sekali untuk mengalami infeksi bakteri karena ukurannya yang ketat,” ungkap Joshua Zeichner, seorang profesor dermatologi dari Mount Sinai Hospital di New York.

“Kondisi tersebut bisa menghasilkan rasa gatal, pembengkakan, serta baunya tak menyenangkan. Apabila lapisan kulit rusak, hal itu juga dapat memperbesar peluang bagi mikroorganisme untuk menjangkiti kulit dan menciptakan infeksi pada jaringan lembut yang lebih parah yang disebut selulitis,” ujarnya.

Menurut Zeichner, permasalahan terbanyak muncul berupa kutu air, yaitu suatu infeksi jamur di permukaan kulit kaki.

Jamur penyakit kulit yang menyebabkan infeksi jamur atau kutu air berkembang dengan baik dalam suasana panas, gelap, dan berair—sebab itulah keadaan tersebut umumnya mengenai ruang di antara jari-jari kaki.

Pastikan area ini selalu rapi dan kering agar tidak menjadi tempat ideal untuk pertumbuhan jamur.

Ini merupakan suatu kebaikan sebab kutu air bisa memicu berbagai gejala tak menyenangkan seperti rasa gatal, timbulnya bercak-bercak bersisik, hingga kulit menjadi berseleret dan retak-retak di area telapak kaki serta ruang di antara jemarinya.

Merawat kesucian kaki dengan baik pun bisa menghindari terjadinya penyakit pada kulit, misalnya yang dipicu oleh bakteria Staphylococcus ataupun Pseudomonas.

Baca Juga  Coba 5 Perawatan Alami Ini untuk Mengatasi Kulit Hitam di Sekitar Bibir!

Walaupun bakteri tersebut terdapat secara natural pada kulit Anda, apabila masuk ke dalam sirkulasi darah lewat luka, bisa mengakibatkan infeksi yang parah.

Infeksi staph sederhana pun bisa menghasilkan bisul—kista penuh dengan nanah yang muncul di bawah permukaan kulit di dekat folikel rambut atau kelenjar minyak.

“Kaki lebih berisiko mengalami infeksi sebab ada jumlah bakteri yang signifikan di situ, selain itu apabila Anda mempunyai retak atau luka pada kakimu, biasanya proses penyembuhan akan lebih lambat dibandingkan bagian tubuh lainnya,” jelas Wilkinson.

Pada kondisi demikian, risiko yang lebih tinggi terjadi bila Anda menderita suatu cedera, dimana patogen bisa memasuki lukanya, berkembang biak, serta bertambah banyak secara berlebihan.

Walaupun infeksi pada kulit bisa tetap muncul meskipun kamu sudah merawat kebersihan kaki dengan baik, membersihkan kaki secara rutin akan menurunkan jumlah bakteri di sana.

Oleh karena itu, apabila terdapat luka, jumlah mikroba di area tersebut akan berkurang sehingga kesempatan untuk memasuki sistem peredaran darah juga menjadi lebih rendah.

Mencuci kaki secara teratur sangat penting terutama bagi orang dengan diabetes, suatu kondisi yang membuat orang rentan terhadap ulkus dan infeksi kulit.

Penelitian telah menunjukkan bahwa kaki pasien diabetes mengandung proporsi bakteri patogen yang lebih tinggi yang berada di kulit.

“Mereka [mikroba] ada di sana menunggu kesempatan untuk menyebabkan infeksi. Jadi, sangat penting bagi orang dengan diabetes untuk menjaga kebersihan kaki mereka, karena mereka lebih berisiko terkena infeksi karena hal itu,” kata Wilkinson.

Lebih buruk lagi, orang dengan diabetes juga memiliki respons kekebalan tubuh yang terganggu, jadi jika mereka terkena infeksi, tubuh mereka tidak dapat melawannya.

Pasien diabetes juga rentan terhadap luka, goresan, dan borok di kaki yang tidak sembuh.

Apabila kondisi ini tidak dideteksi sedini mungkin, jari kaki, kaki, atau bagian tubuh lainnya mungkin harus diamputasi.

“Bila seseorang memiliki diabetes yang belum tertangani, bisa jadi akan ada kerusakan pada syaraf kaki dan membuatnya kesulitan untuk merasakannya,” jelaskan Wilkinson.

Mencuci kaki hanya memberi kesempatan bagi Anda untuk secara teliti mengecek setiap luka kecil atau kerusakan kulit yang bisa berpotensi mengakibatkan infeksi.

Karena alasan itu, Wilkinson—dan badan amal seperti Diabetes UK— merekomendasikan agar pasien diabetes mencuci kaki mereka setiap hari.

Tetapi, bagaimana dengan yang lainnya? Sejumlah pakar mengatakan bahwa untuk sebagian besar orang, mandi kaki secara rutin hanya memiliki sedikit dampak pada kesehatan, dan justru bisa menambah resiko terhadap gangguan kulit.

Namun demikian, kulit sangat tergantung pada komunitas mikroba yang menguntungkan dalam melaksanakan berbagai fungsinya.

Mereka menolak bakteri berbahaya, menciptakan lemak yang melindungi kulit agar tetap terhidrasi dan elastis, serta membantu dalam proses penyembuhan luka.

Membersihkan dan menyikat dengan keras dapat membuang organisme yang berguna tersebut, terlebih lagi apabila menggunakan air hangat. Hal ini pada akhirnya membuat kulit menjadi kering, iritasi, atau gatal.

Baca Juga  8 Pelajaran Hidup Berharga dari Orang Tua yang Mudah Dilupakan

Kulit bersisik bisa membuat bakteri masuk melalui lapisan perlindungan kulit yang umumnya tahan terhadap serangan tersebut, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi.

“Membersihkan kulit terlalu sering bisa merusak lapisan perlindungan kulit, mencopot minyak alami kulit, sehingga mendukung dehidrasi dan iritasi,” jelas Zeichner. Hal ini membuat kulit menjadi gatal dan kering serta mungkin memperparah situasi seperti ekzema.

Zeichner menyebutkan bahwa penting pula untuk tidak menggosok atau melakukan eksfoliasi pada kulit kaki terlalu sering.

Pelembaban kulit yang berlebihan terbentuk akibat kegiatan rutin setiap hari. Tetapi pada dasarnya pele keras ini melindungi kaki kita dari kondisi luar ruangan. Jika dipisahkan, maka perlindungannya akan hilang.

Terdapat pula ketakutan bahwa sabun antiseptik bisa mengacaukan keseimbangan mikroba lemah pada kulit, menyebabkan pembunuhan jenis-jenis bakteria yang berguna serta mendukung timbulnya ragam-ragam patogen yang lebih ganas dan tahan terhadap obat antibiotik.

Akhirnya, sistem imun kita harus dihadapkan pada mikroorganisme hingga tingkat tertentu untuk bisa melakukan fungsinya dengan baik.

Apabila kita tidak bersentuhan secara konsisten dengan berbagai jenis bakteri dan virus saat masih kecil, nanti tubuh kita akan kesulitan mempelajari cara tepat untuk menghadapi ancaman tersebut.

Sebagian pakar menganggap bahwa mandi dengan frekuensi tinggi sebenarnya bisa berlawanan arah dengan tujuan kita karena beberapa alasan tersebut.

Oleh karena itu, mari kita kembali kepada pertanyaan klasik tersebut: berapa kalikah sebaiknya kita membersihkan kaki? Jawaban untuk hal ini cukup bervariasi tergantung dari setiap orang.

“Bagi pasien diabetes, 100% disarankan untuk mencuci kaki setiap hari,” kata Wilkinson.

Namun, apabila Anda tidak mempunyai gangguan kesehatan dasar, dokter kulit umumnya akan merekomendasikan agar mencuci wajah sekitar beberapa kali dalam seminggu saja sudah cukup untuk menjaga kebersihan optimal tanpa perlu melepas terlalu banyak minyak alamiah di kulit Anda.

Namun, Wilkinson mengatakan bahwa bila kamu termasuk orang yang hobi lari atau berlatih di gym, sudah seharusnya kamu mencuci kaki dengan frekuensi lebih tinggi dibanding mereka yang kurang aktif secara fisik.

Tidak hanya seberapa sering Anda mencuci saja yang berpengaruh. Bagaimana cara Anda membersihkan serta mengeringkan kaki pun mempunyai dampak pada kesehatan.

Banyak orang percaya bahwa apabila Anda mandi tanpa menutup keran, hal tersebut setara dengan mencuci kaki. Namun demikian, tidaklah cukup hanya seperti itu — Anda harus secara aktif mencuci kaki menggunakan sabun dan air, jelas Wilkinson.

Namun, sesuai penekanan Dan Baumgardt, seorang dokter keluarga serta guru bidang neurosains dan fisiologi dari University of Bristol di Inggris, poin utama yang dia sampaikan pada para pasiennya ialah pastikan untuk menjaga agar kaki tetap kering secara tepat.

“Jika terdapat lembab atau kebasahan di antara jari kaki yang tetap berada dalam kondisi hangat tanpa penanganan, pada titik itu Anda menjadi lebih mudah untuk mendapatkan masalah seperti kurap serta jenis infeksi ragi lainnya,” ungkap Baumgardt.